"Ingatlah bahwa para kekasih Allah itu tidak akan merasa takut dan
tidak akan bersedih. Mereka orang-orang yang beriman dan keadaan mereka
bertaqwa. Bagi mereka berita gembira (dalam kehidupan akherat)..." (QS.
Yunus : 62-64)
Kecemasan seseorang tidak hanya disebabkan tidak punya harta. Tapi gaya
hidup seseorang juga menyebabkan orang lain merasa cemas. Masyarakt
dewasa ini telah cenderung bergaya individualis. Hal ini menyebabkan
adanya beberapa golongan masyarakat yang merasa dirinya tersisih.
Orang yang tersisih cenderung cepat frustasi saat dihadapkan dengan
masalah-masalah dalam kehidupan. Sehingga kelompok ini akan mudah
tersulut kemarahannya, sehingga mudah sekali melakukan kejahatan. Bahkan
bagi mereka yang tidak sanggup membawa beban hidupnya, mereka akan
bunuh diri. Na'udzubillah.
Setiap manusia memiliki peluang untuk merasakan kecemasan. tetapi
sebagai seorang muslim yang menjadikan Al Quran sebagi pedoman, kita
telah mendapatkan petunjuk., bahwa kecemasan ataupun kenyamanan hidup
seseorang ditentukan oleh "jarak" kita dengan Allah swt. Apabila kita
dekat dengan Allah, maka peluang untuk merasa cemas akan sangat kecil.
Namun ketika jarak kita dengan Allah jauh, maka kita mungkin merasa
dalam hidup ini tiada detik yang berlalu tanpa kecemasan.
Perlu diketahui bahwa yang mendekatkan kita kepada Allah hanyalah keimanan, sebagimana firman-Nya :
"Orang-orang yang beriman yang tidak mencampur adukkan keimanan
mereka dengan kedzaliman (syirik) mereka itulah orang-orang yang
mendapat petunjuk." (QS. Al An'am : 82)
Keimanan yang mampu menghilangkan cemas bukan sembarang keimanan. Hanya
iman yang hidup dan mempunyai kekuatan lah yang mampu menghilangkan
kecemasan. Hidupnya iman dapat diwujudkan dengan amal yang nyata serta
pengorbanan yang iklhas. Iman yang hidup akan senantiasa menuntun
pemiliknya melakukan upaya mencari jalan agar lebih dekat dengan Allah
swt. Sedang kekuatan iman dibuktikan dengan senantiasa dzikrullah sesuai
dengan yang diajarkan oleh Rasulullah saw dan amal shaleh.
"Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram
dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati
menjadi tentram." (QS. Ar Ra'd : 28)
Kekuatan iman seseorang ditentukan oleh bagaimana seseorang memandang
kehidupan ini. Oleh karena itu, paling tidak ada tiga hal yang perlu
diketahui oleh seorang mukmin, agar muncuk kekuatan iman dalam dirinya.
Hal tersebut adalah :
Ma'rifatu Ghaayatil Hayaah (Memahami Tujuan Hidup)
Tujuan hidup seorang mukmin sangat jelas, yaitu hanya beribadah kepada Allah swt. Sebagaimana firman-Nya :
"Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu.' (QS. Adz Dzaariyat : 56)
Ibadah bagaimana yang dimaksud oleh Allah? yaitu ibadah yang semata-mata
karena Allah dan yang seperti dituntunkan Rasulullah saw. Ibadah
bukanlah hanya yang berbentuk ritual saja namun apa saja yang kita
lakukan akan dihitung sebagai amal bila kita niatkan untuk mencari ridha
Allah swt dan sesuai ajaran Rasulullah saw.
Ma'rifatu Haqiiqati Dunyaa wal Aakhirah (Memahami Hakikat Dunia dan Akhirat)
Hidup di dunia sama sekali tidak berarti bila dibandingkan dengan
kehidupan akhirat. Dunia ini tidak kekal (fana') sedang akhirat kekal
(baqa'). Firman Allah swt :
"Apakah kamu puas dengan kehidupan dunia sebagai ganti dari kehidupan
akhirat padahal kenikmatan kehidupan di dunia ini (dibanding dengan
kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit." (QS. At Taubah : 38)
Ma'rifatu Haqiqatil Maut (Memahami Hakikat Kematian)
Segala sesuatu yang ada di dunia ini pasti akan rusak dan berakhir. Firman-Nya :
"Semua yang ada di bumi ini akan binasa." (QS. Ar Rahman : 26)
Selain tiga konsep di atas yang perlu kita catat adalah bahwa kecemaan
merupakan masalah jiwa. Maka penyelesaiannya haruslah dengan obat dari
sang pemilik jiwa yaitu Allah swt. Obat yang insya Allah mampu
menetralisir kecemasan, kegelisahan ataupun kekikiran antara lain :
- Melaksanakan shalat secara kontinue dan terjaga kualitasnya
- Menyisihkan sebagian hartanya untuk fakir miskin
- Meyakini akan hari pembalasan dan bersiap-siap menghadapinya dengan banyak beramal shaleh
- Merasa takut akan siksa Allah swt
- Memelihara kesucian kemaluannya dengan tidak mengumbar nafsu selain kepada jalan yang dibenarkan oleh Allah swt
- Menjaga amanat yang di percayakan kepadanya dan menunaikan janji yang dibuatnya
Dengan menunaikan hal tersebut diatas insya Allah kecemasa hidup tak
lagi ada dalam jiwa kita dan hidup akan tentram dan bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar