Kamis, 07 Februari 2013

Rezeki Semakin Bertambah dan Berkah

7 Cara Agar Rezeki Semakin Bertambah dan Berkah



<p>Your browser does not support iframes.</p>
7 Cara Agar Rezeki Semakin Bertambah dan Berkah - Satu yang hal yang sangat penting ketika kita mendapat rizki yaitu nilai barakah, di samping bertambahnya rizki tersebut. Keberkahan rizki sangat penting karena ia akan membawa kepada ketenteraman dalam menjalani kehidupan bukan membuat kita semakin jauh dengan Allah tetapi semakin mendekattkan kita kepada Allah SWT.  Di samping itu, agar rizki yang kita peroleh membuat kelapangan jiwa untuk saling mengasihi, bukan menjadikan kita semakin sombong atau rakus, tapi semakin menjadikan kita tunduk kepada sang pemberi rizki. 


Dalam buku yang pembaca peroleh dari dosen pengampu ini, penulis memberikan tujuh resep mendapat rizki yang bertambah dan senantiasa memperoleh barakah. Tujuh cara tersebut adalah

1.    Membangun Keyakinan Yang Kuat
Hal yang urgen dan fundamen dalam meraih keberhasilan, keberuntungan atau kesuksesan adalah keyakinan. Tanpa adanya keyakinan, usaha yang dilakukan seseorang seakan tanpa pijakan, rapuh, mudah goyah, terutama ketika mengalami rintangan.  Dengan kata lain, tanpa keyakinan seseorang akan mudah mengalami kegagalan. Keyakinan merupakan sendi kehidupan manusia yang paling mendasar. Termasuk dalam kebutuhan yang paling asasi dari seluruh umat manusia, yaitu kebutuhan beragama. Kekuatan keyakinan inilah yang membuat seseorang tangguh dan ikhlas dalam membangun ibadah kepada Allah maupun bermuamalah secara baik dengan sesama.

Keyakinan adalah mutiara bagi orang yang telah beriman. Sebab, keimanan tidak mungkin ada, bila di dalam hati seseorang masih ada keraguan yang menyelinap. Keimanan tanpa ada keyakinan diilustrasikan bagaikan orang yang ngomong dengan kata indah, tetapi sebenarnya itu adalah kebohongan, tidak berasal dari kebenaran di dalam hati. Dengan kata lain, tidak mungkin keimanan tertancap dalam sanubari seseorang tanpa ada keyakinan. Keyakinan adalah modal dasar yang tidak boleh diabaikan. Tanpa keyakinan alamat keagagalan sudah ada di depan kita.

2.    Bertaubat Kepada Allah Swt
Agar rezeki semakin bertambah dan barakah, hendaknya seorang menempuh jalan taubat kepada Allah SWT. Taubat adalah solusi yang sering dianggap aneh oleh sebagian orang. Karena dianggap taubat sama sekali tidak ada kaitannya antara bertambahnya rezeki dengan bertaubat.

Dalam hadits disebutkan bahwa “ Tiada sesuatu yang dapat menolak takdir kecuali doa, dan tiada yang dapat menambah umur kecuali amal kebajikan. Sesungguhnya seseorang diharamkan rizki baginya disebabkan dosa yang diperbuatnya. (HR. Tirmidzi dan Hakim).  Hadits ini bila dipahamai apa adanya, maka akan menimbulkan pertanyaan, bukankah di dunia banyak sekali orang yang berbuat dosa  tetapi rizkinya melimpah, bahkan semakin hari semakin bertambah kaya?. Rizki yang  dimaksud dalam hadits tersebut adalah rizki yang diridhai oleh Allah SWT  atau rizki yang mengandung barakah. Sebab, bisa saja orang mendapat rizki dengan cara menipu, korupsi sehingga dia menjadi kaya raya. Tetapi apakah rizki yang diperoleh itu diridhai oleh Allah..?

Orang yang memohon ampun dan bertaubat akan mendapat rahmat, secara psikologis dapat dipahami. Diakui atau tidak, orang yang berbuat salah, di dalam hati nuraninya akan terasa ada beban batin atau perasaan. Dengan memohon ampun kepada Allah maka ia akan terlepas dari beban itu. Hari demi hari ia dapat menjalani hidup dengan ringan tanpa beban batin di hati. Inilah awal dari sebuah keidupan yang membahagiakan.

Hendaklah seorang hamba itu mendekat dan merapar kepada tuhannya dengan selalu bertaubat dan memohon kepada-Nya. Karena ketika seorang hamba mendekat dengan Allah maka Allah pun akan merapat lebih dekat kepadanya. Oleh sebab itulah, sebagai hamba, sudah sepantasnya kita harus yakin bahwa ketika kita bertaubat dengan benar-benar maka Allah pasti menerima taubat kita.

Allah SWT senang menerma tubat hamba-Nya. Akan tetapi kadang kala seseorang merasa bahwa Allah tidak akan menerima taubatnya. Sebenarnya, di saat-saat tertentu hati nuraninya memberontak ingin mengakhiri perbuatan maksiat. Namun, karena dia merasa sudah terlanjur masuk ke dalam lumpur dosa, yang akhirnya dia memutuskan untuk tidak  perlu bertaubat.  Padahal jika kita benar-benar mau bertaubat, maka sesungguhnya Allah sangat senang dan pasti mau menerima taubat kita. Oleh karena itu, hendaklah kita menanmkan keyakinan dan memang sepantasnya kita yakin bahwa Allah pasti mengampuni dosa hamba-Nya yang mau bertaubat.

Pengaruh yang terjadi ketika orang itu sudah diampuni dosanya oleh Allah adalah kebebasan dari beban batin akhirnya kebahagiaan akan selalu mengiringnya.  Bila menghadapi kesultan hidup, misalnya, dia akan mampu menghadapinya dengan baik dan akan semakin menignkatkan ketakwaannya sehingga ia mampu menyongsong masa depan yang lebih cerah dan membahagiakan. 
3.    Belajar menjadi hamba Allah yang bertaqwa 
bertaqwa kepada Allah adalah modal yang utama apabila orang ingin meraih kesuksesan dan bisa merakasan kebahagiaan yang sesungguhnya. Hal sebagimana yang tersirat dalam salah satu firman Allah dalam surat At-thalaq ayat 2-3 yang berbunyi

ومن يتق الله يجعل له مخرجا ويرزقه من حيث لا يحتسب ( الطلاق : 2-3 )
Artinya : Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia ( Allah) akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. (at-Thalaq; 2-3)
Dalam buku tersebut, penulis memaparkan keitimewaan orang yang bertaqwa serta langkah praktis menjadi hamba yang bertaqwa.  Di antara keistimewaan orang yang bertaqwa adalah ;
  • Dianugrahi jalan keluar ( solusi ) dan rizki yang tiada disangka
  • Dianugrahi kemudahan dalam segala urusan
  • Disukai dan disenangi oleh Allah serta Allah akan selalu bersamanya.
  • Tidak ada kekhawatiran dan tiada rasa bersedih 
  • Dianugrahi limpahan barakah dari langit dan bumi 
  • Diberi petunjuk, dihapus kesalahan, dan dilipatgandakan pahalanya. 
  • Dimasukkan ke dalam surga
Adapun langkah praktis yang penulis tawarkan adalah ;
  • Mendirikan shalat fardu dengan berjama’ah
  • Berpuasa 
  • Shalat tahajjud
4.    Mengawali aktifitas dengan shalat Dhuha
shalat dhuha merupakan shalat sunnah yang dilakukan pada waktu pagi hari ketika matahari sedang naik sampai menjelang tengah siang. Shalat dhuha merupakan rutinitas Rasulullah yang selalu dikerjakannya dan selalu dianjurkan kepada umat-Nya. Banyak sekali hikmah dan fadilah melaksanakan shalat dhuha. Karena shalat dhuha dan doa yang terkandung dalam shalat sunnat tersebut memilki makna yang sangat mendalam. Menurut penulis ada 3 hal yang berkaitan dengan doa shalat dhuha, yaitu 
  • Kandungan doa shalat dhuha adalah agar Allah meliphakan rizki kepada kita. Bukan berarti kita “mendikte Allah” berbuat begini atau berbuat begitu sesuai dengan keinginan kita.
  • Menuntut manusia untuk senantiasa berusaha dan berihtiyar
  • Menyucikan barang yang haram yang sama sekali tidak diketahui keharamannya.
Bagi orang yang mencari pekerjaan, luangkanlah waktu anda untuk mengawali aktivitas anda dengan shalat dhuha sebelum berangkat mencari pekerjaan, dan agendakan diri anda untuk senantiasa melakukan shalat dhuha setipa pagi, karena itu merupakan aplikasi rasa syukur kita kepada Allah. Dan bagi orang yang sudah bekerja dan menuntut anda untuk berada di tempat kerja sebelum waktu dhuha, hendaklah anda anda meluangkan sedikit waktu untuk melakukan shalat dhuha.  Karena Allah sudah menjanjikan anda dengan rizki yang selalu cukup dan berkah untuk anda.
5.    MERINGANKAN DIRI DALAM BERSILATURRAHMI
Menjalin hubungan silaturrahmi memiliki banyak sekali manfaat. Bisa dikatakan, tidak ada ruginya kalau kita melakukan silaturahmni. Bahkan dengan silaturrahmi rizki dan umur semakin luas dan panjang. Sebagaimana yang disenyalir oleh Rasulullah. Orang yang hidupnya bahagia adalah orang yang mempunyai hubungan baik dengan banyak orang. Bila ia mengalami kesusahan, kesulitan, pasti ada cara atau jalannya sehingga ia menemukan kembali kegembiraan karena ia mempunyai banyak saudara dan kerabat yang membantu dia ketika mengalami kesusahan dan kesulitan tersebut.

Sebaliknya orang yang tidak senang bersilaturrahmi maka ketika ia dalam keadaaan susah, sedih, merasa kesulitan, dan ada masalah. Maka sedikit sekali orang yang akan memberikan bantuan dan tidak banyak jalan keluar yang dapat ia temukan karena tidak mempunyai banyak saudara dan kerabat. Orang yang demikian, rizkinya akan terbatas dan akan sering mengalami kegelisahan dan kesulita.

Kelebihan bersilaturrahmai sudah banyak dijelaskan oleh Rasulullah dalam beberapa hadits-Nya.
Di antara fadilah bersilaturrahmi adalah Rezeki bertambah dan umur panjang. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda yang artinya “Barang siapa yang menyukai untuk mendapatkan kelapangan rezeki dan panjang umurnya, hendaklah ia menyambung hubungan dengan saudaranya. (HR. Bukhari dan Muslim).

Rizki yang dilapangkan dan umur yang panjang adalah anugrah Allah. Manusia diberikan kebebasan untuk meraihnya. Salah satu cara dan strategi untuk meraih kedua item tersebut adalah dengan cara menyambung silaturrahmi baik sesama muslim ataupun non-muslim.  Hidupnya orang gemar bersilaturrahmi akan senang, karena ia merasa hidup di dunia ini tidak sendirian, ke mana ia pergi akan mendapatkan rasa nyaman karena ia tidak mempunyai musuh. Dengan demikian dia mempunyai kesehatan jiwa yang sangat baik, dan hal ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan fisiknya. Inilah kaitan antara umur yang panjang dengan menyambung hubungan persaudaraan atau silaturrahmi.
6.    GEMAR MELAKUKAN SHADAQAH
Yakinlah sesungguhnya harta yang diberikan kepada orang lain dengan niat karena Allah, maka sebenarnya tidak membuat harta kita berkurang. Bahkan bertambah dan semakin barakah.

Sebagai orang Islam, sudah barang tentu kita tidak boleh asing dengan konsep dan nilai ajaran Islam sendiri. Jauh, sebelum orang-orang modern di barat mengenal konsep “memberi” Islam telah mengajarkan zakat, infaq dan shadaqah. Harta yang dikeluarkan shadaqahnya akan semakin subur atau kian bertambah, atau dilipatgandakan berkahnya oleh Allah SWT. Jadi, memberi tidak membuat seorang menjadi kehilangan. Ibarat pupuk, shadaqah itu justru menyuburkan tanaman atau harta yang kita miliki.sebagaimana air, jangan sampai berhenti dalam sebuah genangan. Air yang mengendap akan menjadi sarang banyak penyakit. Maka, air yang sehat adalah air yang terus mengalir. Demikian pula dengan harta yang kita miliki. Harta itu akan menjadi masalah bila kita tidak mengalirkannya dengan zakat, infaq dan shadaqah.
7.    MENYEMPURNAKAN NIKMAT DENGAN BERSYUKUR
Bersyukur kepada Allah SWT atas segala limpahan karunia-Nya adalah kunci hidup bahagia. Dengan bersyukur, seseorang lebih bisa merasakan nikmat dari karunia yang telah diterimanya. Bahkan, tidak hanya bisa merasakan nikmat, tetapi nikmat itu bisa bertambah. Hal suda disenyalir oleh Allah dalam firman-Nya surat Ibrahim ayat 7 yang berbunyi;

لئن شكرتم لأزيدنكم ولئن كفرتم إن عذابي لشديد
Artinya : sesungguhnya jika kamu bersyukur pasti Kami akan menambah nikmat kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikamt tersebut, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (QS. Ibrahim; 7 )

Orang yang selalu bersyukur maka hatinya akan sering merasakan kebahagiaan. Oleh karena itu, secara psikologis orang yang bersyukur akan senantiasa terdorong berpikir dan bersikap secara positif, bila sudah demikian maka Insya Allah ia akan sehat jiwa dan raga. Sebaliknya orang yang tidak bersyukur, maka hidupnya akan terasa kurang dan kurang, hari-harinya akan dijalani dengan banyak mengeluh. Dapat rezeki sekian merasa kurang, ditambah lagi sekian juga tetap merasa kurang. Jiwanya sering gelisah, yang berakibat pada kesehatan jiwa dan raga.
Setidaknya ada tiga hal yang dapat membuat kita menjadi hamba yang bersyukur, yaitu;
  • Menerima dengan senang hati atas segala karunia Allah
  • Memanfaatkan segala karunia yang telah diterima dengan sebaik-baiknya dalam rangka beribadah kepada Allah
  • Mengelola karunia yang telah diterima dengan sebaik-baiknya.
Setelah kita bersyukur atas segala karunia yang Allah berikan kepada kita, maka hal yang perlu kita lakukan adalah melestarikan dan mengelola nikmat dan karunia tersebut. Agar senantiasa bermanfaat bagi kita, karena syukur yang dilakukan oleh manusia itu bukan untuk kepentingan siapa-siapa, melainkan untuk kepentningan manusia itu sediri.

Sejarah Valentine Days

Sejarah Valentine Days.

Menurut data dari Ensiklopedi Katolik, nama Valentinus diduga bisa merujuk pada tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda.
Hubungan antara ketiga martir ini dengan hari raya kasih sayang (valentine) tidak jelas. Bahkan Paus Gelasius I, pada tahun 496, menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada yang diketahui mengenai martir-martir ini namun hari 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan santo Valentinus. Ada yang mengatakan bahwa Paus Gelasius I sengaja menetapkan hal ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.
Santo atau Orang Suci yang di maksud yaitu :
  • Pastur di Roma
  • Uskup Interamna (modern Terni)
  • Martir di provinsi Romawi Afrika.
Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus, diidentifikasikan sebagai jenazah St. Valentinus. Kemudian ditaruh dalam sebuah peti dari emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada tahun 1836. Banyak wisatawan sekarang yang berziarah ke gereja ini pada hari Valentine (14 Februari), di mana peti dari emas diarak dalam sebuah prosesi dan dibawa ke sebuah altar tinggi. Pada hari itu dilakukan sebuah misa yang khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin hubungan cinta.
Hari raya Valentine Days ini dihapus dari kalender gerejawi pada tahun 1969 sebagai bagian dari sebuah usaha yang lebih luas untuk menghapus santo-santo yang asal-muasalnya tidak jelas, meragukan dan hanya berbasis pada legenda saja. Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.

Hukum Merayakan Valentine Dalam Islam
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah melarang untuk mengikuti tata cara peribadatan selain Islam, artinya, ” Barangsiapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut ” (HR. At-Tirmidzi) .
Ibnu Qayyim al-Jauziyah berkata, ” Memberikan ucapan selamat terhadap acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut HARAM “.
Mengapa ? karena berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah subhanahu wata’ala. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah subhanahu wata’ala dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh.
Syaikh Muhammad al-Utsaimin ketika ditanya tentang Valentine’s Day mengatakan, ” Merayakan Hari Valentine itu tidak boleh ”, karena alasan berikut :
Pertama : Ia merupakan hari raya bid’ah yang tidak ada dasar hukumnya di dalam syari’at Islam.
Kedua : Ia dapat menyebabkan hati sibuk dengan perkara-perkara rendahan seperti ini yang sangat bertentangan dengan petunjuk para salaf shalih (pendahulu kita) -semoga Allah meridhai mereka-.
Contoh kasus : ada seorang gadis mengatakan bahwa ia tidak mengikuti keyakinan mereka, hanya saja hari Valentine tersebut secara khusus memberikan makna cinta dan suka citanya kepada orang-orang yang memperingatinya.
Saudaraku!! Ini adalah suatu kelalaian, mengadakan pesta pada hari tersebut bukanlah sesuatu yang sepele, tapi lebih mencerminkan pengadopsian nilai-nilai Barat yang tidak memandang batasan normatif dalam pergaulan antara pria dan wanita sehingga saat ini kita lihat struktur sosial mereka menjadi porak-poranda. Hendaknya setiap muslim merasa bangga dengan agamanya, tidak menjadi orang yang tidak mempunyai pegangan dan ikut-ikutan. Semoga Allah subhanahu wata’ala melindungi kaum muslimin dari segala fitnah (ujian hidup), yang tampak ataupun yang tersembunyi dan semoga meliputi kita semua dengan bimbingan-Nya.
Di dalam ayat lainnya, artinya, ” Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya.” (Al-Mujadilah: 22).
Jadi, kesimpulan dari hukum Perayaan Valentine adalah sebagai berikut :
Seorang muslim dilarang untuk meniru-niru kebiasan orang-orang di luar Islam, apalagi jika yang ditiru adalah sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan, pemikiran dan adat kebiasaan mereka.
Bahwa mengucapkan selamat terhadap acara kekufuran adalah lebih besar dosanya dari pada mengucapkan selamat kepada kemaksiatan seperti meminum minuman keras dan sebagainya.
Haram hukumnya umat Islam ikut merayakan Hari Raya orang-orang di luar Islam.
Valentine’s Day adalah Hari Raya di luar Islam untuk memperingati pendeta St. Valentin yang dihukum mati karena menentang Kaisar yang melarang pernikahan di kalangan pemuda. Oleh karena itu tidak boleh ummat Islam memperingati hari Valentine’s tersebut.

Ketika Hati Gundah

Teman..
Ketika hati sedang gundah gulana, dan tatkala hati itu sedang dirudung sebuah bencana kegelisahan dan keresahan, maka kemanakah kamu akan meminta pertolongan? Jin? Syetan, Ataukah kepada manusia lainnya?

Laa Haula walaa Quwwata Illa biLlaah..( tiada kekuatan melainkan kekuatan-Nya ), lalu apakah patut kamu untuk mengambil penolong selain Allah dan ‘orang-orang yang beriman’. So, kamu udah tahu kan apa akhirnya.. yaitu KEMBALILAH KEPADA ALLAH. Ya itu adalah solusi sebaik-baiknya, seiringan dengan ‘teman’ (orang-orang yang beriman).
Entah kenapa hati itu kadang terasa gelisah dengan sendirinya, seolah-olah ada sesuatu hal yang sedang disesalkan atau tidak disenangi. Bisa jadi itu adalah bisikan dari syetan atau bisa jadi juga itu adalah sebuah insting akan sebuah perasaan yang berkaitan erat dengan persahabatan dan persaudaraan? Sewaktu hati itu sedang gelisah akan sesuatu polemik yang dihadapi, carilah ‘sandaran hati’ duniamu dan akhiratmu.
‘Sandaran’ yang mampu membuat kamu berlapang, berbagi dan saling merasakan. Dan apakah kamu tahu kemana sandaran itu harus kamu cari? Selain kepada Allah dan orang-orang yang beriman?
Sobat..
Di sini kita cuma punya dua sandaran, yaitu :
1. Allah
Ar Rahmaan, ar Rahiim, Dialah Allah Tuhan yang memiliki segala sesuatunya. Baik itu yang tanpak maupun yang tersembunyi, baik yang jelas maupun yang samar. Dialah penguasa hati, penguasa jiwa dan penguasa semuanya.
Allah..Dialah sandaran hati yang paling utama. Saat engkau dilukai, tersakiti dan merasa tersendiri, maka datanglah kepada-Nya. Rasakan dengan perasaanmu bahwa Ia sedang melihat dan mendengar keluhanmu dan yakinlah kalau Allah akan selalu menemani dan bersamamu dikala itu.
Ingatlah!.. ketika engkau dirudung kegelisahan, kegundahan dan ketersendirian, dan ketika itu pula tiada bagimu tempat berbagi dan saling merasa, maka carilah Ia. Temuilah Ia diwaktu sepimu dan ceritakanlah semuanya kepada-Nya apa yang telah terjadi.. niscaya dengan keikhlasanmu Ia akan selalu mendengar dan memenuhi segala kegalauan dan pintamu.
Walau kasih sayang dan kebersamaan-Nya tidak tanpak dengan mata, tidak terdengar oleh telinga dan tidak tercium oleh hidungmu, namun rasa cinta-Nya akan bisa engkau rasakan hanya bila engkau merasakan dengan hati dan perasaanmu.
Wahai sobatku.. bangkitlah dan lupakan apa yang sedang kamu putus asakan. Katakan pada-Nya “Tiada Tuhan selain Engkau, hanya kepada Engkaulah Hamba menyembah dan kepada Engkau jua hamba meminta pertolongan, Engkaulah Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang” dan sungguh kamu tiada sendirian hidup di dunia-Nya ini.
Pernah suatu kali seekor cacing mengeluh dan merasa risih, ia bertanya kepada ibunya,”Bu, kenapa kita diciptakan sebagai makhluk yang lemah dan menjijikkan yang tiada berguna?” Kemudian ibunya tersenyum seraya menjawab, “Nak…tingginya derajat dan besarnya harga tidaklah dapat kamu ukur dari sisi itu, namun ukurlah dari sisi “Sudah berapa banyak kebaikan kamu kepada orang lain?, Engkau lunak tapi keras, engkau menjijikkan tapi setiap potong tubuhmu diperlukan oleh para nelayan, engkau lamban, namun keberadaanmu diperhitungkan oleh petani-petani.
Sobat…
Kembalilah pada-Nya ketika kamu merasa tiada guna. Kembalilah kepada-Nya ketika kamu ditimpa kegalauan dan gundah. Kerena engkau dengan keikhlasan dan kesabaranmu adalah yang terbaik bagi-Nya dan Dia akan selalu mendengar dan tersenyum melihat kearahmu, ketika kamu datang untuk berbagi cerita dan air mata.. di dalam do’a-do’amu.
Ikhlaslah teman dan bersabarlah.. karena Allah selalu akan menemanimu.
Dan sandaran setelah Allah itu adalah :
2. Manusia diantara orang Mukmin
“Raihlah Akhiratmu tapi jangan tinggalkan duniamu”, ya.. kira-kira seperti itulah sebuah prinsip untuk menjalani hidup.
“Sandaran Hati” terbaik setelah Allah itu adalah manusia, di sana kamu akan dapat saling berbagi dan bercerita, di sana kamu akan dapat saling mengerti, memandang dan berbicara dan di sana pula kamu akan menemukan arti dari seorang ‘teman’.
Teman di kala suka dan duka, di kala kamu dihempa rasa sepi dan gundah gulana. Maka temuilah temanmu dan berbagilah tentang kegundahanmu. Teman yang baik adalah teman yang tidak akan meninggalkanmu di waktu susah dan tiada akan “datang” di waktu kamu senang. Karena ia akan selalu menemanimu dalam susah dan senang duniamu.
Maka carilah seorang teman, yang benar-benar bisa menjadi teman. Kebanyakan mereka terdapat di antara hamba-hamba-Nya diantara orang-orang mukmin yang beriman. Apakah kamu tahu, siapakah itu teman? Ia adalah seorang yang bisa menjadi obat hati di waktu hati itu gundang, menjadi kepercayaan di waktu kita butuh ‘luapan hati’, dan mejadi motivasi bagi diri dalam menempuh manis pahitnya dunia.
Namun.. waspadalah dan berhati-hatilah dalam memilih teman, karena tidak semua teman adalah ‘teman’. Jangan sampai terkecoh dan tersedot dengan bujuk rayu dan “kasih” mereka serta kegombalan dan kata-kata manis yang dusta. Karena hal itu hanya akan membuat kamu lebih terpojok dan tertekan hingga kamu tiada lagi bisa merasakan kenikmatan duniamu ini.
Sobat…
Pernahkah kamu berfikir kenapa banyak remaja yang nekat sekali untuk mengakhiri hidup mereka alias bunuh diri?
Memang bukan hanya remaja yang berpotensi untuk melakukan perihal yang dibeci Allah ini. Melainkan bisa terjadi pada semua orang, kecil, muda, maupun tua. Namun tidak bisa kita pungkiri bahwasanya polemic dan problem yang memicu terjadinya hal ini banyak terdapat pada diri remaja.
Seseorang mengakhiri hidupnya dengan seutas tali hanya karena mendengarkan kata “Aku tidak suka kamu” dari mulut sang ‘kekasih’nya. Seorang anak yang masih kecil nekat untuk melompat dari lantai tiga rumahnya, karena tidak dibelikan sepeda oleh orang tuanya. Seorang kakek-kakek menghembuskan nafas terakhirnya setelah ia meminum sebotol obat nyamuk karena ia merasa tidak lagi mendapat perhatian.
Kiranya seperti itulah contoh-contoh yang pernah kita dengar dan saksikan. Masalah mereka kecil tapi mengapa harus melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah?
Klo githu….Mari kita lihat lebih dalam:
a. Seorang ABG gantung diri karena kecewa dengan sang ‘pacar’
Yah… seorang ABG atau lebih umumnya kita sebut dengan remaja tidaklah terlepas dari sebuah perasaan, perasaan dari hati yang menimbulkan rasa suka, simpati, kagum, kasih dan sayang terhadap lawan jenisnya.
Kadang ia suka cemburu dan perhatian sekali sama orang yang disayanginya. Ya..pokoknya perasaan seorang remaja sangat rentan, feminisme dan tipis.
Dalam menjalani keremajaannya, seorang remaja itu kerap kali mendapat banyak tekanan dan berbagai macam perasaan (contohnya: diputusin pacar, makanya jangan pacaran..) dan hal inilah yang membuat remaja itu sering nekat dan melakukan tindakan bodoh dengan bunuh diri, katanya sih jalan pintas, (jalan pintas ke neraka kali ye..?:P)
Barangkali kita semua tahu, jika balon itu terus ditiup, ditiup tanpa henti-henti akan meledak dengan sendirinya dan kalau hal itu terjadi apalagi membawa-bawa perasaan dan hati segala ya biasanya sih akan menghasilkan tindakan-tindakan nekat seperti halnya bunuh diri, he..he..he..
So, lantas apa solusi/jarum penusuk balon itu agar mengecil dan kemmmpees..??
CURHAT (Curahan Hati), itulah jarumnya, tapi kepada siapa? Nah..disinilah letak arti pentingnya seorang teman..!!
Oh..kalau begitu Allah kita letakkan dimana dong??
OK friend, ada saatnya manusia itu merasa “kecewa dan putus asa” dengan nikmat Allah, karena mungkin juga ia lupa sama Tuhannya atau keinginannya tidak pernah terkabulkan. Klo githu jelas dong ia tidak mau ketemuan sama Tuhannya.
Sebab itu… kunci terakhirnya adalah “teman”! teman yang mau dan bisa memberikan jalan keluar, yang mau menerima dan memahami, yang mau berbagi dan saling menasehati. “Hai friend..kamu nggak usah kecewa yah..ma Allah.karena Allah itu sayaaanggg… banget ma kita, Ia Cuma sedikit nguji kamu OK. Jadi jangan kwatir friend, ujian kamu itu semuanya juga untuk menaikkan derajat kemuliyaan kamu disisi-Nya. So, jangan kayak githu lhaa… santai aja dan fresh OK..kan masih ada saya your friend dan Tuhan kita Allah swt. Apa lagi semuanya itu pasti akan berlalu”
He..he..he.. semoga semua orang bisa berteman dan menjadi teman seperti ini ya..?? agar peristiwa bunuh diri dan pelampiasan kekecewaan yang aneh-aneh tidak terjadi lagi ma kita remaja.
Mm… kesimpulannya adalah seseorang, siapapun ia, butuh seseorang yang lain untuk dapat saling berbagi dan mengerti terutama saling menasehati. Jika tidak! coba dan lihat aja..klo nggak jadi gila, pasti tewas deh bunuh diri upss… itu aja pilihannya. Huh… paham nggak? He..he..he..

Rabu, 06 Februari 2013

Keutamaan Hari Jum’at

Sesungguhnya Dzat yang mencipta alam semesta dan yang mengatur jagat raya telah melebihkan atau mengistimewakan sebagian hari di atas hari-hari yang lain. Di antaranya adalah hari Jum’at, Allah Subhanahu wata’ala memerintah umat Islam untuk mengagungkannya dengan beragam  amalan yang disyariatkan. Padahal umat sebelum kita, dari kalangan Yahudi dan Nasrani, telah diperintah untuk mengagungkannya, namun mereka menyelisihinya. Orang Yahudi memilih hari Sabtu dan orang Nasrani memuliakan hari Minggu (Ahad).
Jum’at adalah salah satu nama hari dalam sepekan. Dalam bahasa Arab, bentuk penulisannya adalah ,الْجُمْعَةُ terambil dari kata ( الْجَمْعُ ) yang berarti mengumpulkan sesuatu yang terpencar. Adapun menurut para ahli qiraat, cara membacanya ada tiga: dengan didhammah huruf mimnya (اْلجُمُعَة), difathahkan (اْلجُمَعَة) atau disukun (اْلجُمْعَة). (Lihat al-Qamus al-Muhith, 3/14-15 dan Tafsir al-Qurthubi, 18/97)
Adapun tentang alasan dinamakan hari Jum’at, para ulama berbeda pendapat setelah mereka sepakat bahwa di masa jahiliah manusia menamakannya hari al-‘Arubah. Dalam Fathul Bari (2/353), al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah telah menyebutkan pendapat-pendapat ulama tersebut lalu menguatkan pendapat yang mengatakan bahwa dinamakan hari Jum’at karena penciptaan Nabi Adam ‘alaihis salam terjadi pada hari tersebut.
Landasan pendapat ini adalah hadits Salman al-Farisi radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadanya, “Wahai Salman, apa itu hari Jum’at?” Salman menjawab, “Allah Subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam mengulangi pertanyaan tersebut sampai tiga kali dan Salman selalu menjawab dengan jawaban yang sama. Lantas Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam mengatakan,
يَا سَلْمَانُ، يَوْمُ الْجُمُعَةِ بِهِ جُمِعَ أَبُوْكَ -أَوْ أَبُوْكُمْ- أَنَا أُحَدِّثُكَ عَنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ
“Wahai Salman, hari Jum’at terkumpul padanya penciptaan bapakmu atau bapak kalian. Aku akan bercerita kepadamu tentang hari Jum’at.”(Shahih Ibnu Khuzaimah no. 1732)
Hari Jum’at memiliki kedudukan yang sangat mulia dalam syariat Islam dan mempunyai keistimewaan yang tidak ada pada hari-hari yang lain. Berikut beberapa keistimewaan hari Jum’at.
1. Hari raya umat Islam yang terulang-ulang setiap pekan
Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda pada suatu Jum’at,
مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ، إِنَّ هذَا يَوْمٌ جَعَلَهُ اللهُ لَكُمْ عِيْدًا
“Wahai segenap kaum muslimin, sesungguhnya ini adalah hari yang dijadikan oleh Allah Subhanahu wata’ala sebagai hari raya bagi kalian.” (HR. ath-Thabarani dalam al-Mu’jamash-Shaghir dan dinyatakan sahih oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Shahih al-Jami’)
2. Terjadinya hari kiamat pada hari Jum’at
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ، فِيْهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيْهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيْهِ أُخْرِجَ مِنْهَا، وَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ إِ يَوْمُ الْجُمُعَةِ
“Sebaik-baik hari yang terbit matahari pada waktu itu adalah hari Jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan ke dalam surga, dan dikeluarkan dari surga. Tidak akan terjadi kiamat selain pada hari Jum’at.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
3. Orang yang mati pada hari Jum’at ataumalam Jum’at akan dihindarkan dari fitnah (pertanyaan) kubur
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوْتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِ وَقَاهُ اللهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ
“Tiada seorang muslim yang mati pada hari Jum’at atau malamnya kecuali Allah Subhanahu wata’ala akan menghindarkannya dari fitnah kubur.” (HR. Ahmad dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma. Dalam Ahkam al-Janaiz, asy-Syaikh al-Albani menyatakannya hasan atau sahih dengan banyaknya jalan periwayatan)
4. Diharamkan menyendirikan puasa pada hari Jum’at tanpa dibarengi oleh puasa sehari sebelum atau setelahnya
Hal ini berlandaskan hadits Juwairiyyah radhiyallahu ‘anha, istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam masuk kepadanya hari Jum’at dalam keadaan dia Shallallahu ‘alaihi wasallam sedang berpuasa. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Apakah kamu puasa kemarin?” Juwairiyah menjawab, “Tidak.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya lagi apakah kamu ingin puasa esok hari?” Juwairiyah menjawab,“Tidak.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata,“Berbukalah kamu!” (HR. al-Bukhari no. 1986)
5. Ada saat yang mustajab/dikabulkan bagi orang yang berdoa
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah radhiyallahu ‘anhu menyebutkan hari Jum’at lalu bersabda,
فِيْهِ سَاعَةٌ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللهَ تَعَالَى شَيْئًا إِلَّا أعْطَاهُ إِيَّاهُ
“Pada hari itu ada saat yang tidaklah seorang hamba muslim bertepatan dengannya dalam keadaan dia berdiri shalat yang ia meminta sesuatu kepada Allah Subhanahu wata’ala melainkan akan dikabulkan oleh-Nya.” (HR. al-Bukhari no. 935)
Saat yang mustajab dari hadits ini diperselisihkan waktunya oleh ulama. Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah menyebutkan ada 42 pendapat. Dari pendapat sebanyak itu, yang dikuatkan oleh al-Hafizh ada dua, yaitu antara duduknya imam di atas mimbar hingga selesai shalat Jum’at, dan
pendapat yang kedua adalah setelah shalat ashar hingga tenggelamnya matahari. (Fathul Bari 2/416-420)
Setelah menyebutkan bukti-bukti bahwa saat yang mustajab itu setelah ashar, Ibnul Qayyim rahimahullah menyebutkan, “Ini adalah pendapat mayoritas salaf, dan banyak hadits menunjukkan pendapat ini. Pendapat berikutnya adalah saat shalat Jum’at. Adapun pendapat selebihnya tidak ada dalilnya.”
Al Imam Ibnu Qayyim rahimahullah menyebutkan, waktu yang dikhususkan adalah akhir waktu setelah ashar, yaitu waktu tertentu di hari Jum’at yang tidak maju dan tidak mundur. Adapun waktu shalat Jum’at maka mengikuti shalat tersebut baik maju pelaksanaannya maupun mundur. Beliau menyebutkan bahwa berkumpulnya kaum muslimin, shalat mereka, kekhusyukan dan permohonan mereka kepada Allah Subhanahu wata’ala, memiliki pengaruh kuat untuk dikabulkannya doa. (Zadul Ma’ad)
Masih banyak keistimewaan hari Jum’at yang tidak bisa ditampilkan seluruhnya di sini karena keterbatasan ruang. Ibnul Qayyim rahimahullah telah menyebutkan sekian puluh keistimewaan dalam kitabnya Zadul Ma’ad jilid pertama. Bahkan, as-Suyuthi rahimahullah menulis kitab khusus tentang keistimewaan hari Jum’at yang beliau beri judul Nurul Lum’ah fi Khashaish Yaumil Jumu’ah.
saja, orang yang membacanya perlu jeli dan hati-hati karena as-Suyuthi tidak hanya memuat hadits/atsar yang kuat tetapi juga yang lemah, bahkan maudhu’ (palsu). Wallahu a’lam.