Jumat, 07 Desember 2012

Manfaat Sedekah

Manfaat Sedekah dari Yusuf Mansu

Pendiri Daarul QurĂ­an Internasional School, Ustadz Yusuf Mansur, mengaku pernah lupa bahwa manusia tak boleh memastikan sesuatu yang belum terjadi. Yusuf berkisah, pada 1990 lalu, ia yakin dan telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk menunaikan ibadah haji. Namun, menjelang hari pemberangkatan ia memliliki masalah sehingga batal ke Tanah Haram. Begitu pula pada tahun 2003. Saat itu, Yusuf kembali memiliki segala persiapan untuk berangkat ke Arab Saudi. Namun karena terganjal masalah keluarga, lagi-lagi ia batal untuk menunaikan ibadah haji.
”Astaghfirullah. Saya pernah lupa sudah merasa yakin dan memastikan hal yang belum terjadi. La haula wala kuwata illah billah,” ujarnya. Tahun 2005, media massa kerap menggunakan gelar haji yang melekat pada dirinya. ”Padahal waktu itu saya belum berhaji. Alhamdulillah, itu saya anggap sebuah doa,” ujarnya. Ia pun sengaja tidak mengklarifikasi masalah itu karena gelar haji memotivasinya untuk terus memohon agar Allah mengijinkannya berhaji.

Setahun kemudian, sebuah travel terkemuka menawarkan dirinya untuk menunaikan ibadah haji secara gratis. Ia pun diamanahkan untuk menjadi pimpinan rombongan. Ia sempat menolak lantaran belum pernah menunaikan haji. Namun pihak travel terus mendesak ustadz yang pernah keranjingan balap motor ini. Akhirnya, ia pun setuju dan iklan pun dipajang untuk mengajak masyarakat berangkat haji bersamanya. Pendaftaran para calon jamaah haji pun mengalir. Antusias masyarakat yang ingin pergi bersamanya begitu tinggi.

Tapi Allah masih berkehendak lain. Menjelang pemberangkatan, pihak travel membatalkan dengan alasan jika belum berhaji tidak diizinkan memimpin rombongan. Akhirnya, pihak travel menawarkan dirinya menjadi jamaah lebih dulu, dan tahun berikutnya menjadi pemimpin rombongan. Tapi tawaran tersebut tak lagi gratis namun mendapat diskon hampir setengah harga. Pria kelahiran Jakarta, 19 Desember 1976 ini mengaku sempat menangis. Bukan karena biaya gratis yang dibatalkan. Ia khawatir merasa membohongi masyarakat dan membuat kecewa banyak calon jamaah.

Namun ia lebih sedih lantaran Allah tak jua memanggilnya untuk ke Tanah Suci. Ayah empat putra tersebut hampir saja khilaf dan memarahi pimpinan travel. Tapi ia terus bersabar dan bertawakal. Penggarap juga pemain film Kun Fa Yakuun ini sempat pesimis dirinya tak kan pernah berhaji. Yusuf sempat trauma membicarakan masalah haji, tapi kemudian bangkit lagi. Ia kemudian menyerahkan keinginan mulianya kepada Sang Khalik.
Di tengah kondisi yang kurang mengenakkan, tiba-tiba seorang sahabatnya dari luar kota datang dan hendak meminjam uang sebesar Rp 40 juta. Uang tersebut akan digunakan sahabatnya memberangkatkan saudaranya ke Tanah Suci. Karibnya itu memberi jaminan sebuah mobil tua yang kalau dijual harga tertingginya sekitar Rp 30 juta.

”Subhanallah walhamdulillah, karena saya sering menyuruh orang untuk bersedekah, saya diuji bertubi-tubi,” ujarnya. Dengan kesabaran dan keikhlasan, ia pun memberikan uang tersebut kepada kawannya. Sedangkan mobil tua itu ia biarkan saja. Yusuf sempat bertanya pada Allah tentang hikmah apa yang ada dibalik semua ujian kegagalannya berhaji. Setelah pendaftaran haji 2006 ditutup, ia pun pasrah. Tapi diluar dugaan, ia bertemu dengan seorang Habib keturunan Arab yang mengajaknya makan siang.

Di akhir pertemuannya, sang Habib menanyakan kapan berangkat haji. ”Saya cuma katakan, tidak jadi berangkat. Tidak punya uang,” ujarnya. Allah kemudian menunjukkan Kuasa-Nya. Di saat pendaftaran haji sudah tutup, ia bersama istrinya justru berangkat ke Tanah Haram. Yusuf pun semakin sadar apa yang ada dalam persepsi manusia tidak sepenuhnya benar. Ia pun semakin merasakan kehebatan sedekah yang luar biasa. ”Allah memiliki skenario terbaik,”

Begitulah kisah pribadi seorang Yusuf Mansur yang bersedekah dan diganti dengan lebih baik. Allah membalas sedekah seseorang itu dengan tidak tanggung-tanggung.

3 Hal Dalam Hidup



3 hal dalam hidup ini yang dapat meyadarkan kita tentang hidup ini.

Ada 3 hal dalam hidup ini yang tidak akan bisa dikembalikan:
  1. Waktu
  2. Kata-kata
  3. Kesempatan
Ada 3 hal dalam hidup yang dapat menghacurkan hidup seseorang:
  1. Kemarahan
  2. Keangkuhan
  3. Dendam
Ada 3 hal yang tidak boleh hilang:
  1. Harapan
  2. Keikhlasan
  3. Kejujuran
Ada 3 hal yang paling berharga:
  1. Kasih Sayang
  2. Cinta
  3. Kebaikan
Ada 3 hal dalam hidup yang tidak pernah pasti:
  1. Kekayaan
  2. Kesuksesan
  3. Mimpi
Ada 3 hal yang membentuk watak seseorang:
  1. Komitment
  2. Ketulusan
  3. Kerja keras
Ada 3 hal yang tidak pernah kita tahu:
  1. Rezeki
  2. Umur
  3. Jodoh
Tapi ada 3 hal dalam hidup yang PASTI:
  1. Tua
  2. Sakit
  3. Kematian

3 Hal Dalam Hidup

3 hal dalam hidup ini yang dapat meyadarkan kita tentang hidup ini.

Ada 3 hal dalam hidup ini yang tidak akan bisa dikembalikan:
  1. Waktu
  2. Kata-kata
  3. Kesempatan
Ada 3 hal dalam hidup yang dapat menghacurkan hidup seseorang:
  1. Kemarahan
  2. Keangkuhan
  3. Dendam
Ada 3 hal yang tidak boleh hilang:
  1. Harapan
  2. Keikhlasan
  3. Kejujuran
Ada 3 hal yang paling berharga:
  1. Kasih Sayang
  2. Cinta
  3. Kebaikan
Ada 3 hal dalam hidup yang tidak pernah pasti:
  1. Kekayaan
  2. Kesuksesan
  3. Mimpi
Ada 3 hal yang membentuk watak seseorang:
  1. Komitment
  2. Ketulusan
  3. Kerja keras
Ada 3 hal yang tidak pernah kita tahu:
  1. Rezeki
  2. Umur
  3. Jodoh
Tapi ada 3 hal dalam hidup yang PASTI:
  1. Tua
  2. Sakit
  3. Kematian

Pesan dan Nasehat untuk Sahabat Kecilku



Hilangkanlah segala kegelisahan hatimu…duhai sahabatku!

Duhai Sahabatku,
 

Sahabat kecilku yang sungguh berarti bagiku,

Yang sedang dirundung kegelisahan dan keresahan hati, bahkan mungkin sedang diuji dengan berbagai cobaan hidup yang menurutmu sungguh sangat merisaukanmu dan sungguh telah membuat gundah hati serta pikiranmu. Aku sebagai sahabatmu, tak mampu berbuat banyak untuk membuatmu bangkit dari keterpurukanmu, namun aku akan selalu berusaha menemanimu dengan sedikit do’a, motivasi dan harapan yang mudah-mudahan senantiasa menyertaimu. Karena sebagaimana yang engkau ketahui, bahwa aku bukanlah seorang guru, bukan pula seorang motivator ulung apalagi seorang psikiater. Aku hanyalah ingin berbagi denganmu, aku hanya ingin melihatmu kembali bangkit dari segala keputusasaanmu, kegelisahanmu dan keresahan hatimu.
Inilah kisah hati seorang manusia, hati yang menjadi kendali setiap amal perbuatan manusia, yang menjadi tempat bernaung segala hal yang ada di pikiran manusia. Ia sangat mudah tersentuh dan sangat mudah pula terpengaruh. Ia merupakan kekayaan berharga bagi seorang manusia, dimana ia menjadi ukuran kekuatan dirinya ketika sedang diuji dengan berbagai macam cobaan hidup, kesusahan hidup bahkan kesenangan hidup, karena disanalah tempatnya keimanan seseorang berada.
Sesungguhnya setiap manusia terlahir dalam keadaan lemah dan sesungguhnya pula bahwa sudah menjadi kodrat manusia bahwa manusia adalah bersifat tergesa-gesa dan suka berkeluh kesah. Semakin ia tergesa-gesa, maka semakin besar pula peluangnya untuk salah melangkah. dan semakin ia berkeluh kesah, maka semakin terbuka lebar pula kesempatannya untuk selalu merasa resah dan gelisah. Dan dalam kaitan ini, Allah ‘Azza wa Jalla telah menjelaskan, Sesungguhnya manusia itu diciptakan bersifat keluh kesah serta kikir. Apabila ditimpa kesusahan, ia gelisah. (QS. Al-Maarij: 19-20)

Memang benar, terkadang perasaan hati itu menjadi tampak unik, menjadi sulit dimengerti, bahkan menjadi misterius bagi dirimu sendiri apalagi orang lain. Dalam kenyataan hidup kita, sering sekali muncul berbagai perasaan hati yang bahkan diri kita sendiri tidak memahaminya dan tidak juga menduga kedatangannya, sehingga terkadang tiba-tiba hati merasa sendiri, hampa, sepi, bahkan merasa resah dan gelisah, tanpa mengetahui apa yang menjadi penyebab masalahnya.
Dan sesungguhnya pula, bahwa hal-hal seperti itu bisa saja datangnya dari bisikan syaithan laknatullah, namun tidak tertutup kemungkinan bahwa hal itu adalah datang karena masalah yang timbul dari diri kita sendiri, atau karena terkait sebuah kisah percintaan, persahabatan dan persaudaraan atau bisa juga menyangkut profesi serta pekerjaannya. Apapun penyebabnya, maka seharunyalah kita mewaspadainya dan berusaha untuk menyikapinya dengan penuh bijak.
Duhai sahabatku,
Carilah sandaran hatimu yang bisa membuatmu kembali bangkit dari keterpurukanmu, dari kegelisahan dan keresahan hatimu! Dan tidak ada sebaik-baik sandaran dalam hidupmu melainkan Allah, Rabb Yang Menciptakanmu dan Yang Menguasai Jiwamu. Cukuplah Allah sebagai tempat mengadu dan berkeluh kesah. Sampaikanlah segala keluh kesahmu, rasa gelisah dan resahmu, ketakutanmu juga ketidakberdayaanmu pada-Nya, dengan penuh kerendahan hatimu dalam setiap do’a dan sujudmu. Walau engkau tidak melihat-Nya, tapi yakinlah bahwa Allah melihatmu. Walau engkau tidak mendengar suara-Nya, tapi yakinlah bahwa Ia mendengar segala ucapanmu. Walau engkau tidak merasakan kehadiran-Nya secara langsung, tapi yakinlah bahwa Ia selalu bersamamu. Walau engkau tidak melihat senyum-Nya, tapi yakinlah bahwa Ia tersenyum karena keikhlasan dan penghambaanmu kepada-Nya.
Duhai sahabatku,
Saat engkau begitu gelisah dan resah dengan segala permasalahanmu, saat engkau ingin mengungkapakn segala kegundahanmu dalam hal kehidupan juga harapan hidupmu, setelah engkau sandarkan semua urusanmu kepada-Nya dan engkau sampaikan segala masalahmu kepada-Nya. Mungkin engkau pernah terbersit atau bahkan selalu berpikir juga untuk berbagi bersama sahabat terbaikmu. Jika memang hal itu tidak menjadikan dirimu berpaling dari-Nya, maka lakukanlah dengan penuh kearifan. Karena seorang sahabat bisa juga menjadi salah satu motivasi hidup bagimu untuk kembali bangkit dan melepaskan diri dari segala kegelisahan serta keresahan hatimu. Namun perlu engkau ingat pula, pilihlah sahabat terbaikmu dari golongan yang seiman denganmu, yang shaleh shalehah dan tidak mengharapkan imbalan darimu, yang memiliki keteguhan iman dan senantiasa menjaga ketahuidannya, karena ia senantiasa akan mengarahkanmu pada jalan-Nya, pada rahmat-Nya juga pada kasih sayang-Nya.
Maka, jika engkau telah menemukannya, datangilah ia dan berbagilah dengannya, ungkapkan segala kegundahan hatimu, namun tetapkanlah dalam hati dan imanmu bahwa sesungguhnya Allah lah yang hanya bisa menghilangkan segala kegelisahan hatimu serta mengangkat segala keresahan hidupmu. Dan berhati-hatilah terhadap seorang teman yang mengaku-ngaku sahabat, karena tidak semua teman bisa menjadi seorang sahabat sesungguhnya. Hati-hatilah dengan segala ucapannya, karena terkadang ucapannya indah terdengar namun ia melukai dirimu dari belakangmu. Jika engkau salah memilih sahabatmu, salah melangkahkan kakimu, salah mengutarakan kegelisahanmu, salah mengungkapkan keresahanmu padanya, bisa jadi ia akan berpaling darimu saat engkau terlanjur berharap ia mendengarkan dan memberikan pencerahannya, hingga engkau pun semakin merasa terpuruk dan kehilangan semangat hidupmu. Karena seorang sahabat sejati akan datang menghampiri saat seorang sahabatnya terluka, tersakiti, atau saat dimana sahabatnya merasa sendiri dengan segala kegelisahan serta keresahannya. Dan ia pun tak akan datang menghampirimu hanya disaat engkau bahagia dan merasa berkecukupan.
Duhai sahabatku,
Teruslah berdo’a dan berharap akan segala rahmat serta kasih sayang-Nya dengan penuh harap dan takut,
Karena sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan.
Sesungguhnya setelah kesulitan ada kemudahan.
(QS. Al Insyirah: 5-6)

Indahnya menjadikan hidup lebih bermakna

Selasa, 04 Desember 2012

Kata Kata Bijak

Kata Kata Bijak

1. Kadang hidup begitu sulit untuk dimengerti.. Entah karena emosi kita yang
membutakan logika, atau memang realita yang semakin kompleks?
Entahlah.... Namun, bagaimanapun kita harus belajar bersahabat dengan
hidup seolah akan hidup selamanya, dan melakukan yang terbaik seolah
hanya ada hari ini...

2. Kita menguburkan keraguan kita, tetapi keraguan ini terus muncul kepermukaan. Kita menutupi ketidakdamaian kita, tetapi kedok kita terus terbongkar. Pada kenyataannya kita menemukan bahwa hanya ketika kita mengejar keragu-raguan kita dan mencari kEBENARAN barulah kita mulai mendapatkan kepuasan yang sebenarnya.

3. Kegagalan kita karena kita sudah membatasi diri kita dengan hal yang realisistis atau logika sedangkan orang-orang besar berfikir tdk terbatas tetapi pd sesuatu yg tdk mungkin mereka mengatakan "I CAN"..... Jangan batasi fikirin kita tetapi terus inovatif & kreatif...

4. setiap manusia di ciptakan memiliki akal pikiran untuk berpikir.
manusia tidak ada yang bodoh dan semuanya sama. yang membedakannya adalah cara manusia belajar dan tidak pernah menyerah dalam belajar sesuatu. makin kita semangat dalam belajar sesuatu, maka makin banyak kita tahu.. hiduplah untuk belajar dan jangan untuk bermalas malasan.

5. Terima kasih adalah ucapan yang sangat simple tapi punya pengaruh yang sangat
baik bagi orang yang menerimanya, sebagai bentuk ungkapan kita menghargai apa yang telah diberikan/ dilakukan buat kita.....semoga kita tidak pernah lupa mengucapkan terima kasih saat menerima sesuatu dari orang lain..

6. Anda bertanggung jawab atas kehidupan anda. Anda tidak bisa terus
menerus menyalahkan orang lain untuk kesalahan-kesalahan dalam hidup
anda. Hidup ini sebenarnya adalah tentang melanjutkan kehidupan itu
sendiri.
You are responsible for your life. You can’t keep blaming somebody else for your dysfunction. Life is really about moving on.
~ Oprah Winfrey~

7. Dalam lubuk hati tiap orang terdapat sebuah kerinduan, yaitu rindu
untuk pulih, dipulihkan, dan memulihkan. Yaitu : menyembuhkan penyakit.
Mengutuhkan keretakan. Menyambung yang putus. Membereskan yang kacau.
Menentramkan yang rusuh. Menguatkan yang lemah. Meratakan yang miring.
Memaafkan kesalahan. Mendamaikan permusuhan.... Mengumpulkan yang
tercerai. Mempertemukan yang terpisah. Membersihkan yang tercemar.
Meneduhkan kegelisahan. Meluruskan yang bengkok. Mengadilkan apa yang
tidak adil. Merangkul yang terbuang. Menyambut yang tersisih. Menghibur
yang sedih. Memperbaiki yang rusak. Menegakkan yang terkulai.
* Andar Ismail*

8. Setiap orang bisa mendidihkan air.Bedanya terletak pada banyak air,besar api,dan lama waktunya.Bila airnya banyak dan ingin cepat maka apinya harus besar,bila apinya kecil dan airnya banyak maka waktunya lama,bila ingin waktunya cepat sementara apinya juga kecil maka airnya juga hrs sedikit,Demikianlah kesuksesan itu(a...ir yang mendidih) adalah kombinasi dari usaha(api) dan hasil yg diharapkan(air) dan kesabaran(waktu)

9. Saat Tuhan menjawab doamu, Ia menambahkan imanmu. Saat Tuhan belum menjawab doamu, Ia menambah kesabaranmu. Saat Tuhan sudah menjawab tetapi bukan doamu, Ia mau memberimu yang terbaik

10. Kita tdk bisa bersikap spti seseorg yg kapalnya karam dan duduk di ujung sekoci penolong tanpa berbuat apa2 sementara setiap org di ujung lainnya mati-matian menciduk air dan berkata, 'Terima kasih Tuhan, lubangnya tidak berada di sisi sekoci penolong saya. 'Kita semua membutuhkan org lain dan jika kita tdk mengetahuinya, kita berada dlm masalah.

11. Tidak salah jika orang miskin bergaul dengan orang kaya,tetapi jika si miskin berusaha menjadi seperti orang kaya dengan meniru gaya hidup mewah,maka dia akan tersesat untuk mendapatkan uang dengan cara apa pun. Padahal sebenarnya dia sangat berbeda,sebab sebetulnya orang kaya itu sangat berhemat karena jumlah yg merek...a habiskan untuk hidup mewah ternyata cuma sebagian kecil dari penghasilan mereka yg amat besar.

12.Kalau seorang anak hidup dengan kritik, ia akan belajar menghukum.
Kalau seorang anak hidup dengan permusuhan, ia akan belajar kekerasan.
Kalau seorang anak hidup dengan olokan, ia akan belajar menjadi malu.
Kalau seorang anak hidup dengan rasa malu, ia akan belajar merasa bersalah.
Kalau seorang anak hidup dengan dorongan..., ia akan belajar percaya diri.
Kalau seorang anak hidup dengan keadilan, ia akan belajar menjalankan keadilan.
Kalau seorang anak hidup dengan ketentraman, ia akan belajar tentang iman.
Kalau seorang anak hidup dengan dukungan, ia akan belajar menyukai dirinya sendiri.
Kalau seorang anak hidup dengan penerimaan serta persahabatan, ia akan belajar untuk mencintai dunia.

13. jangan menggunakan waktu untuk mencari talenta sebanyak-banyaknya,tetapi gunakanlah waktu untuk mengembangkan talenta yg sudah dimiliki. sebab,orang lain tidak membutuhkan orang yang memiliki banyak talenta yang pas-pasan tetapi membutuhkan orang dengan 1 talenta yang maksimal.

14. Jangan permah meminta orang lain utk mengerti anda, tetapi andalah yg harus bljr MEMAHAMI org lain. Jika engkau selalu memaksa org lain utk mengerti engkau, engkau hanya akan menuai kekecewaan. Sebaliknya jika engkau TELAH MAMPU memahami org lain maka engkau telah menghilangkan KONFLIK dan semakin byk org yg mampu engkau pahami maka semakin bijaklah engkau.

15. banyak orang "mengukur" kebahagiaan, kesuksesan, dan syukur dengan seberapa besar materi yang sudah mereka dapat, tapi terkadang kita lupa bersyukur dengan nikmat sehat,cinta, kasih sayang, kebersamaan,dan kita masih bisa diberi kesempatan hidup dan beribadah hingga detik ini.

16. Memaafkan & melupakan sakit hati kepada orang yang telah menyakiti kita memang tidak semudah meniup nyala api lilin yang akan hilang atau padam seketika tanpa meninggalkan seberkas cahaya ataupun bayangan apapun.
Cahaya api lilin yang padam dengan mudah menjadikan gelap gulita sekelilingnya, termasuk bayangan tak akan ...nampak. Inilah yang mungkin kita harapkan ada di dalam hati & diri kita memaafkan seseorang sekaligus melupakan sakit hati sampai hilang tanpa bekas.
Sulit …karena kita memang belum bisa menjadi seperti lilin yang rela berkorban demi kebahagiaan orang lain, tetapi setidaknya kita sudah berusaha berlatih menjadi seperti dia.

17. puluhan bahkan ratusan kata-kata bijak dan menggugah tidaklah akan berarti apabila yang membaca dan menemukan kata-kata tersebut tak juga bisa berubah dan bertindak menuju perbaikan setelah kata-kata tersebut diketahui dan dipahaminya.

18. Seorang profesional adalah seseorang yang dapat melakukan kesalahan sekecil mungkin dalam bekerja dan tetap dapat bekerja dengan baik sekalipun menghadapi tugas yang paling tidak disukai.

19. Orang yg mempunyai kebiasaan menunda sebuah tindakan biasanya sangat ahli menemukan alasan2 yang kedengarannya sangat masuk akal. Mereka selalu menunggu saat yang tepat untuk maju namun sayangnya seiring berlalunya waktu mereka tidak menemukan alasan yang tepat untuk bertindak sehingga ketakutannya semakin besar untuk memulai langkah awalnya.

20. Kerakusan pada dunia, memberi KELETIHAN pada HATI dan BADAN...

21. Tak mengapa jika orang-orang mengatakan kita masih hijau dan kecil karena itu pertanda masih ada harapan untuk tumbuh dan berkembang dan juga tak mengapa jika orang menganggap kita sudah matang selagi kita tidak merasa matang dan besar sendiri karena jika demikian maka akan sulit untuk tumbuh & berkembang lagi dan itu berarti tinggal menunggu busuk dan jatuhnya

22. "saya nggak benci dia kok, saya cuma sakit hati aja".
Itulah yang biasa kita katakan untuk mengingkari perasaan. Padahal sakit hati & benci sama saja.
Tak ada gunanya kita berpura2 tak punya masalah dgn emosi kita. Mengakui adalah hal penting, agar kita merasa bertanggungjawab untuk segera mengatasinya.
Sebab rasa sakit h...ati bagaimanapun kecilnya adalah penyakit yang mengganggu, yang bila tak segera di obati akan menjadi kerikil2 yang mengganggu dalam kehidupan kita.

23. Kebahagiaan adalah api suci yg tidak pernah padam, yg merupakan semangat hidup, ketika anda ingin meraihnya api tersebut akan selalu menyertai anda, ketika anda ingin melepaskannya maka api itu akan padam selamanya....

24. miLiki hati yang tak pernah membenci….
sebuah senyuman yang takkan pernah pudar…
sebuah sentuhan yang takkan pernah menyakiti..
dan….
sebuah kasih sayang yang takkan pernah berakhir…

25. Manusia adalah Ciptaan Tuhan yg paling unggul dari segala mahluk dibumi dengan Hati Nurani, Akal Budi dan Kehendak Bebas, tp semua ini menjadi Incaran dan kerap Diracuni si Iblis dan Manusia Cenderung menjadi Jahat. Tapi dalam menggunakan hak Bebas itu tetap ada Hukuman dan Kosekwensinya, karena itu Jagalah Hati dgn Kewaspadaan dan terus Melekat pada Perlindungan NYA.

26. Banyak orang yang ingin berubah. Mereka bertanya dan minta tolong. Saat solusi diberikan, mereka membuat alasan bahwa solusi tersebut bukan untuk mereka....Sungguh, perubahan tidak akan terjadi sampai Anda sendiri yang mengambil keputusan untuk berubah.......

27. “jadikanlah pikiranmu setajam pedang. Jadikanlah hatimu sebening embun pagi, jadikanlah ototmu sekuat baja” karena setiap kesuksesan di dunia ini hanya dapat diperoleh dari “belajar, pengendalian diri terhadap hawa nafsu dan kerja keras”

28. Janganlah merasa terlalu kecewa, tetapi jalanilah hidup setiap saat dengan sepenuh hati kamu. Apapun yang mesti kamu lakukan, lakukan dengan kebaktian penuh. Miliki iman pada Tuhan dan rencana agung seluruh alam semesta

29. Langit akan selalu terlihat mendung dari balik jendela yang kotor dan berdebu. Hidup ini akan terlihat suram bagi orang yang selalu memiliki pandangan negatif terhadap semua hal. Sebab dia tidak pernah mensyukuri dan menyadari betapa sering sebetulnya Tuhan telah memberikan dia berkah sama seperti jendela kotor tadi ya...ng terus menerus menghalangi cahaya matahari yang ingin masuk.

30. Kejujuran adalah batu penjuru dari segala kesuksesan,Pengakuan adalah motivasi terkuat.
Bahkan kritik dapat membangun rasa percaya diri saat“disisipkan” diantara pujian.

31. Janganlah kita mencari perhatian orang dgn kebohongan2 , sesungguhnya kita akan hidup tenang dgn bersikap Jujur. kalau kita melakukan kebohongan2 dgn Seri Pertama maka akan terus melakukan dgn Seri2 selanjutnya dgn lebih berani lagi.

32. Sebenarnya tak ada “dosa kecil” bagi mereka yang betul2 menghindar dari kesedihan dan tak ada “amalan besar” bagi mereka yang betul2 mengejar kebahagiaan
karena dosa adalah magnit kesedihan dan amal adalah fatamorgana kebahagiaan.
Mari perbanyak berbagi kebahagiaan.

3 hari dalam hidup

Hanya ada 3 hari dalam hidup

Yang pertama;

Hari kemarin. (PAST)
Anda tak bisa mengubah apa pun yang telah terjadi.
Anda tak bisa menarik perkataan yang telah terucapkan.
Anda tak mungkin lagi menghapus kesalahan;dan mengulangi kegembiraan yang
anda rasakan kemarin.
Biarkan hari kemarin lewat; lepaskan saja...

Yang kedua:


Hari esok. (FUTURE)
Hingga mentari esok hari terbit,
Anda tak tahu apa yang akan terjadi.
Anda tak bisa melakukan apa-apa esok har.
Anda tak mungkin sedih atau ceria di esok hari.
Esok hari belum tiba; biarkan saja...

Yang tersisa kini hanyalah :


Hari ini. (PRESENT)
Pintu masa lalu telah tertutup;
Pintu masa depan pun belum tiba.
Pusatkan saja diri anda untuk hari ini.
Anda dapat mengerjakan lebih banyak hal hari ini bila anda mampu memaafkan
hari kemarin dan melepaskan ketakutan akan esok hari.
Hiduplah hari ini. Karena, masa lalu dan masa depan hanyalah permainan
pikiran yang rumit.
Hiduplah apa adanya. Karena yang ada hanyalah hari ini; hari ini yang
abadi.
Perlakukan setiap orang dengan kebaikan hati dan rasa hormat, meski mereka
berlaku buruk pada anda.

Cintailah seseorang sepenuh hati hari ini,karena mungkin besok cerita
sudah berganti.
Ingatlah bahwa anda menunjukkan penghargaan pada orang lain bukan karena
siapa mereka, tetapi karena siapakah diri anda sendiri

Jadi, jangan biarkan masa lalu mengekangmu atau masa depan membuatmu
bingung, lakukan yang terbaik HARI INI dan lakukan SEKARANG juga!!!!!!

Jangan Sombong

APA YANG MAU KITA SOMBONGKAN

Seorang pria yang bertamu ke rumah Seorang Suhu tertegun keheranan.
Dia melihat Sang Suhu sedang sibuk bekerja; ia mengangkuti air dengan ember dan menyikat lantai rumahnya keras-keras. Keringatnya bercucuran deras.

Menyaksikan keganjilan ini orang itu bertanya, "Apa yang sedang Anda lakukan?"
Sang Suhu menjawab, "Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang meminta nasihat.
Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka.
Mereka pun tampak puas sekali.
Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat.
Kesombongan saya mulai bermunculan.
Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya."

Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari.

Di tingkat terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, lebih berkuasa, lebih tinggi pangkatnya dan lebih terhormat daripada orang lain.

Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih hebat, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan
orang lain.

Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.

Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya.
Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.

Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan.
Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self-esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence). Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan.
Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas.
Kita sebenarnya terdiri dari dua kutub, yaitu ego di satu kutub dan kesadaran sejati di lain kutub.

Pada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan ******* dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup. Keenam indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi.

Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. Ilusi ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). Inilah akar dari segala permasalahan.

Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran sejati. Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan.

Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi makhluk spiritual. Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara
tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia. Kita lahir dengan tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong. Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan universal. Kita tidak akan lagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala "tampak luar" lainnya. Yang kini kita lihat adalah "tampak dalam". Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego.

Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri. Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri.

Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah. Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam. Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri dan Tuhan sangat tidak menyukai orang-orang yang sombong.

3 x Memanggil

Allah hanya memanggil kita 3 kali saja seumur hidup

Saat itu, Dhuha, hari terakhir aku di Masjid Nabawi untuk menuju Makah....... . , aku bertanya pada Ibu, Ibu adalah pemilik Maknah Tour Travel dimana saya bergabung untuk Umrah di bulan yang lalu.

'Ibu, kataku, ada cerita apa yang menarik dari
Umrah....? ( Maklum, ini pertama kali aku ber Umrah). Dan Ibu, memberikan Tausyiahnya.

Kebetulan umrahku dimulai di Madinah selama 4 hari, baru ke Makah.
Tujuannya adalah mendapatkan saat Malam Jumat di depan Kabah.

Ibu berkata...' , * Allah hanya memanggil kita 3 kali saja seumur hidup*
Keningku berkerut.... ....'Sedikit sekali Allah memanggil kita..?'

Ibu tersenyum. 'Iya, tahu tidak apa saja 3 panggilan itu..?'
Saya menggelengkan kepala.
'Panggilan pertama adalah* **Azan*', ujar Ibu.

'Itu adalah panggilan Allah yang pertama. Panggilan ini sangat jelas terdengar di telinga kita, sangat kuat terdengar.
Ketika kita sholat, sesungguhnya kita menjawab panggilan Allah.
Tetapi Allah masih fleksibel, Dia tidak 'cepat marah' akan sikap kita.

Kadang kita terlambat, bahkan tidak sholat sama sekali karena malas.
Allah tidak marah seketika. Dia masih memberikan rahmatNya, masih memberikan kebahagiaan bagi umatNya, baik umatNya itu menjawab panggilan Azan-Nya atau tidak. Allah hanya akan membalas umatNya ketika hari Kiamat nanti'.

Saya terpekur.... . .mata saya berkaca-kaca. Terbayang saya masih melambatkan sholat karena meeting lah, mengajar lah, dan lain lain. Masya Allah.......

Ibu melanjutkan,
Panggilan yang kedua adalah Panggilan* Umrah/Haji*

Panggilan ini bersifat halus. Allah memanggil hamba-hambaNya dengan panggilan yang halus dan sifatnya 'bergiliran' . Hamba yang satu mendapatkan kesempatan yang berbeda dengan hamba yang lain.
Jalan nya bermacam-macam. Yang tidak punya uang menjadi punya uang, yang tidak merencanakan, ternyata akan pergi, ada yang memang merencanakan dan terkabul. Ketika kita mengambil niat Haji / Umrah, berpakaian Ihram dan melafazkan 'Labaik Allahuma Labaik/ Umrotan', sesungguhnya kita saat itu menjawab panggilan Allah yang ke dua.

Saat itu kita merasa bahagia, karena panggilan Allah sudah kita jawab, meskipun panggilan itu halus sekali.

Allah berkata, laksanakan Haji / Umrah bagi yang mampu'.
Mata saya semakin berkaca-kaca. ........Subhanal lah...... .saya datang menjawab panggilan Allah lebih cepat dari yang saya rancangkan.. ...Alhamdulill ah...

'Dan panggilan ke-3', lanjut Ibu, 'adalah *KEMATIAN*.

Panggilan yang kita jawab dengan amal kita.
Pada kebanyakan kasus, Allah tidak memberikan tanda tanda secara langsung, dan kita tidak mampu menjawab dengan lisan dan gerakan. Kita hanya menjawabnya dengan amal sholeh. Karena itu , manfaatkan waktumu sebaik-baiknya. ..Jawablah 3 panggilan Allah dengan hatimu dan sikap yang Husnul Khotimah.... .......Insya Allah syurga adalah balasannya.. ...'

** Mata saya basah di dalam Masjid Nabawi , saya sujud bertaubat pada Allah karena kelalaian saya dalam menjawab panggilanNya. ....Kala itu hati saya makin yakin akan kebesaranNya, kasih sayangNya dan dengan semangat menyala-nyala, saya mengenakan baju Ihram dan berniat.........Aku menjawab panggilan UmrahMu, ya Allah, Tuhan Semesta Alam........ **

*Huraisy*

*Pada hari kiamat akan keluar seekor binatang dari neraka
jahanam yang bernama 'Huraisy' berasal dari anak kala jengking.
Besarnya Huraisy ini dari timur hingga ke barat. Panjangnya pula seperti jarak langit dan bumi.
Malaikat Jibril bertanya : 'Hai Huraisy! Engkau hendak
ke mana dan siapa yang kau cari?'
Huraisy pun menjawab, 'Aku mau mencari lima orang.'
Pertama, orang yang meninggalkan sholat
Kedua, orang yang tidak mahu keluarkan zakat.
Ketiga, orang yang durhaka kepada ibu dan bapaknya.
Keempat, orang yang bercakap tentang dunia di dalam masjid.
Kelima, orang yang suka minum arak.'

Pohon

*Cerita, ”Pohon Beringin dan Pohon Durian”

Saya teringat sebuah kisah yang diceritakan oleh Pak Zainudin MZ. Mungkin anda sudah pernah mendengar. Tapi tak mengapa, jika saya mencoba mengingatkan kembali kisah ini.

Suatu ketika ada pemuda yang sedang istirahat di bawah pohon beringin. Sambil tiduran, dia merenung, dan berkata,

”Heran, Allah itu tidak adil. Masak pohon beringin yang besar ini kok buahnya kecil-kecil.” katanya dalam hati.

”Sedangankan pohon durian, yang kecil pohonnya, tapi kok besar buahnya...” protes dia dalam hatinya.

Tiba-tiba sebutir buah beringin jatuh menimpa kepala pemuda itu, Tuk...!!

Sang pemudapun kaget, dari lamunannya... tiba-tiba dia beristighfar, meminta ampun kepada Allah atas tuduhannya bahwa Allah tidak adil”

Sahabatku, tahukah anda penyebab sang pemuda itu sadar akan kesalahannya?

Ya,... dia membayangkan jika pohon beringin itu memiliki buah seperti durian, pasti kepalanya remek (hancur) tertimpa buahnya... ^_^

~~~

Sahabatku, saya yakin pernah terbesit dalam diri anda merasakan bahwa Allah tidak adil. Kenapa nasip saya begini? kenapa dia begitu? Kenapa dia mendapatkan itu? sedang saya tidak? Pernahkah?

Jika pernah, maka mohonlah ampun kepada-Nya. Seperti kisah diatas, pemuda tersebut tidak akan sadar akan kesalahannya, sebelum tertimpa buah kecil dari pohon beringin tersebut. Yakinlah Allah Maha adil. Cuma, dari sebagian kejadian, mungkin kita belum tau dan belum paham akan hikmah dan maksud keadilan Allah dengan segala kejadian penciptaan-Nya tersebut.

Ah... sangat wajar saya kira, seberapa besar sih kemampuan otak manusia? Pasti memliki keterbatasan. Karena kita hanya makhluk. Sedangkan Allah adalah zat yang tak terbatas, Maha Segalanya..., karena Dia sang Kholik... Sang Pencipta... Allah yang Maha Adil...!

Jazakumullah telah membaca, semoga bermanfaat...

Arloji

KISAH ARLOJI YANG HILANG

Ada seorang tukang kayu. Suatu saat ketika sedang bekerja, secara tak disengaja arlojinya terjatuh dan terbenam di antara tingginya tumpukan serbuk kayu. Arloji itu adalah sebuah hadiah dan telah dipakainya cukup lama. Ia amat mencintai arloji tersebut. Karenanya ia berusaha sedapat mungkin untuk menemukan kembali arlojinya. Sambil mengeluh mempersalahkan keteledoran diri sendiri si tukang kayu itu membongkar tumpukan serbuk yang tinggi itu.

Teman-teman pekerja yang lain juga turut membantu mencarinya. Namun sia-sia saja. Arloji kesayangan itu tetap tak ditemukan. Tibalah saat makan siang. Para pekerja serta pemilik arloji tersebut dengan semangat yang lesu meninggalkan bengkel kayu tersebut. Saat itu seorang anak yang sejak tadi memperhatikan mereka mencari arloji itu, datang mendekati tumpukan serbuk kayu tersebut. Ia menjongkok dan mencari. Tak berapa lama berselang ia telah menemukan kembali arloji kesayangan si tukang kayu tersebut. Tentu si tukang kayu itu amat gembira. Namun ia juga heran, karena sebelumnya banyak orang telah membongkar tumpukan serbuk namun sia-sia. Tapi anak ini cuma seorang diri saja, dan berhasil menemukan arloji itu.

“Bagaimana caranya engkau mencari arloji ini ?”, tanya si tukang kayu.

“Saya hanya duduk secara tenang di lantai. Dalam keheningan itu saya bisa mendengar bunyi tik-tak, tik-tak. Dengan itu saya tahu di mana arloji itu berada”, jawab anak itu.

Keong

Berjalan Dengan Keong

Tuhan memberiku sebuah tugas, yaitu membawa keong jalan-jalan.
Aku tak dapat jalan terlalu cepat, keong sudah berusaha keras merangkak. Setiap kali hanya beralih sedemikian sedikit.
Aku mendesak, menghardik, memarahinya, Keong memandangku dengan pandangan meminta-maaf, serasa berkata : "aku sudah berusaha dengan segenap tenaga !"

Aku menariknya, menyeret, bahkan menendangnya, keong terluka. Ia mengucurkan keringat, nafas tersengal-sengal, merangkak ke depan.
Sungguh aneh, mengapa Tuhan memintaku mengajak seekor keong berjalan-jalan.
Ya Tuhan! Mengapa ? Langit sunyi-senyap. Biarkan saja keong merangkak didepan, aku kesal dibelakang. Pelankan langkah, tenangkan hati....

Oh? Tiba-tiba tercium aroma bunga, ternyata ini adalah sebuah taman bunga.
Aku rasakan hembusan sepoi angin, ternyata angin malam demikian lembut.
Ada lagi! Aku dengar suara kicau burung, suara dengung cacing.
Aku lihat langit penuh bintang cemerlang.
Oh? Mengapa dulu tidak rasakan semua ini ?
Barulah aku teringat, Mungkin aku telah salah menduga!

Ternyata Tuhan meminta keong menuntunku jalan-jalan sehingga aku dapat mamahami dan merasakan keindahan taman ini yang tak pernah kualami kalo aku berjalan sendiri dengan cepatnya.
"He's here and with me for a reason"
Saat bertemu dengan orang yang benar-benar engkau kasihi,
Haruslah berusaha memperoleh kesempatan untuk bersamanya seumur hidupmu.
Karena ketika dia telah pergi, segalanya telah terlambat.

Saat bertemu teman yang dapat dipercaya, rukunlah bersamanya.
Karena seumur hidup manusia, teman sejati tak mudah ditemukan.
Saat bertemu penolongmu,
Ingat untuk bersyukur padanya.
Karena ialah yang mengubah hidupmu

Saat bertemu orang yang pernah kau cintai,
Ingatlah dengan tersenyum untuk berterima-kasih .
Karena ia lah orang yang membuatmu lebih mengerti tentang kasih.

Saat bertemu orang yang pernah kau benci,
Sapalah dengan tersenyum.
Karena ia membuatmu semakin teguh / kuat.

Saat bertemu orang yang pernah mengkhianatimu,Baik-baikla
h berbincanglah dengannya.
Karena jika bukan karena dia, hari ini engkau tak memahami dunia ini.

Saat bertemu orang yang pernah diam-diam kau cintai,
Berkatilah dia.
Karena saat kau mencintainya, bukankah berharap ia bahagia ?

Saat bertemu orang yang tergesa-gesa meninggalkanmu,
Berterima-kasihlah bahwa ia pernah ada dalam hidupmu.
Karena ia adalah bagian dari nostalgiamu

Saat bertemu orang yang pernah salah-paham padamu,
Gunakan saat tersebut untuk menjelaskannaya.
Karena engkau mungkin hanya punya satu kesempatan itu saja untuk menjelaskan

Saat bertemu orang yang saat ini menemanimu seumur hidup,
Berterima-kasihlah sepenuhnya bahwa ia mencintaimu.
Karena saat ini kalian mendapatkan kebahagiaan dan cinta sejati..

Dan selalu bersyukur .....atas apa yang kau rasakan....! Sudah kah ?....

Lelaki acuan Al-Quran



Wahai Lelaki


,(¯`•.¸áƒ¦ ღ¸.•´¯)*•♫♥♥
Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Ibumu, istrimu, dan anak-anak perempuanmu.
Di Pundakmu mereka bertumpu. Maka sepatutnya kau malu; jika tanganmu masih berpangku dan hatimu tidak tergerak untuk menjadikan mereka mulia.

Wahai Lelaki,(¯`•.¸áƒ¦ ღ¸.•´¯)*•♫♥♥
... Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Ibumu tiga kali lebih berhak engkau hormati daripada ayahmu. Bahkan jika engkau sudah menggendongnya keliling dunia; niscaya tidak akan terbalas kemuliaan ibunda padamu.
Istrimu adalah indikator kebaikanmu. Kemuliaannya melalui tanganmu adalah pemberat amalmu di akhirat kelak.
Anak-anak perempuanmu adalah cermin dirimu. Kesenangan mereka akibat perbuatanmu adalah perisaimu dari api neraka.

Wahai Lelaki,(¯`•.¸áƒ¦ ღ¸.•´¯)*•♫♥♥
Tugasmu adalah memuliakah perempuan. Memuliakan, menjadikan mereka mulia, di dunia dan di sisi-Nya.
Maka janganlah sekali-kali berhitung ketika menafkahi Ibumu. Apakah Ibumu pernah menagihmu atas air susu yang menjadikanmu siapa dirimu sekarang?
Jangan pula merasa berat saat mencukupi kebutuhan istrimu. Bukankah seharusnya kehormatanmu bisa memenuhinya?
Pun merasa sempit saat memberikan kesenangan dunia pada anak-anak perempuanmu. Perisai api neraka tidak sebanding dengan apapun di dunia.

Wahai Lelaki,(¯`•.¸áƒ¦ ღ¸.•´¯)*•♫♥♥
Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Mulia, bukan saja di dunia; tapi juga menjadikan mereka mulia di hadapan-Nya.
Jangan berharap mereka mendirikan perintah-Nya; manakala dirimu sendiri lalai terhadap-Nya. Jangan berpikir mereka akan menaatimu; jika dirimu mungkin tidak pantas untuk ditaati. Jangan pula berharap iringan do’a dan ridho mereka jika mereka terlewat dari do’a-do’amu.

Wahai Lelaki,(¯`•.¸áƒ¦ ღ¸.•´¯)*•♫♥♥

Tugasmu adalah memuliakan perempuan. Namun, sungguh, merekalah yang menjadi sebab kejayaanmu; sebagaimana mereka pula mungkin menjadi sebab bagi kehinaanmu. Maka bangunan megah di dunia saja tidak cukup bagi mereka untuk menjadi mulia; ajarkanlah mereka membangun istana di surga-Nya.
Hilangkanlah rasa sempitmu; niscaya Allah akan mencukupkanmu untuk mencukupi mereka.
Berlemah lembutlah pada mereka; niscaya Allah pun akan melembutkan mereka untuk berlemah lembut padamu.

Berbahagialah, Wahai Lelaki, jika demikian berat amanahmu di muka bumi; maka Allah pasti telah menyediakan tempat yang mulia bagi dirimu yang telah menjadikan perempuan mulia di sisi-Nya.

(¯`v´¯). ♥Aamiin ya Robbal 'alamiin ♥.(¯`v´¯)

Siapa Yang Harus Aku Ta'ati

Siapa Yang Harus Aku Ta'ati



Seorang gadis kecil baru saja pulang dari sekolah. Sesampainya dirumah, Sang Ibu melihatnya sedang bersedih. Dia pun bertanya kepada anakya tentang sebab kesedihannya. Gadis kecil itu pun menjawab: “Bu, tadi bu guru mengancamku akan dikeluarkan dari sekolah, karena pakaian panjang yang aku kenakan”. “Tetapi pakaian ini adalah pakaian yang dicintai Alloh, anakku!”.

“Benar bu, tapi Ibu guru tidak suka”.

“Baik nak, meskipun bu guru tidak suka, tetapi Alloh menyukainya”. Jadi, siapakah yang akan kamu ta’ati?

Akankah kamu taat kepada Alloh yang telah menciptakanmu, membentuk parasmu dan memberi nikmat kepadamu? Atau kamu akan taat kepada makhluk yang tidak bisa mendatangkan manfa’at kepadamu?”.

Alloh lah yang aku taati, bu !

Bagus nak. Kamu benar !

Keesokan harinya, sang anak tetap berangkat ke sekolah dengan mengenakan pakaian panjang dan ketika sang guru melihatnya, dia pun menghardik dengan kasar. Gadis tersebut tidak kuasa menghadapi hardikan sang guru, apalagi seisi kelas memandang kearahnya. Dan tangisan pun meledak.

Sambil terisak, anak itu melontarkan kata-kata singkat namun memiliki makna yang besar : “Demi Alloh, aku tidak tahu siapa yang harus aku taati, Anda atau Dia?”

“Dia siapa?” tanya sang guru.

Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Aku taati perintahmu, lalu aku mengenakan pakaian yang anda sukai dan bermaksiat kepada-Nya, ataukah aku akan mentaati-Nya dan mengabaikan perintah Anda?

“Aku akan tetap mentaati Alloh Subhanahu Wa Ta’ala, walau harus mengalami segala kepahitan, jawab sang gadis.
Kata-kata itu keluar dari mulut mungil gadis tersebut. Kata-kata yang memperlihatkan loyalitas penuh kepada Alloh ta’ala. Dengan tegas gadis kecil itu menyatakan komitmen dan ketaatannya kepada perintah-perintah Alloh Yang Maha Kuasa.

Apa guru tersebut membiarkannya?

Sang guru meminta agar ibu anak tersebut dipanggil ke sekolah, apa yang kira-kira dia inginkan?

Sang ibu pun datang.

“Anak anda telah menasehatiku dengan nasehat yang paling berharga yang pernah aku dengar selama hidupku”, kata guru kepada sang ibu.

Ya, guru tersebut telah menerima nasehat dari muridnya yang masih kecil. Guru yang telah belajar tarbiyah dan memiliki ilmu pengetahuan yang sangat luas. Seorang guru yang ilmunya tidak menghalangi untuk menerima nasehat dari seorang anak kecil yang seusia dengan anaknya.

Selamat, bagi guru tersebut. Selamat pula bagi anak kecil yang ditelah ditempa dengan tarbiyah islam dan menggenggamnya dengan kuat. Dan selamat bagi sang ibu yang telah berhasil menanamkan rasa cinta kepada Alloh ta’ala dan Rasululloh kepada sang anak.

Maka dari itu wahai para ibu muslimah

Kalianlah yang menggenggam anak-anak kalian. Mereka ibarat adonan yang bisa dibentuk sesuai dengan kehendak kalian. Maka, segeralah untuk membentuk mereka sesuai dengan bentuk yang diridhoi Alloh dan Rasul-Nya.

Ajari mereka sholat

Ajari mereka untuk senantiasa taat kepada Alloh

Ajari mereka tentang keteguhan dan kebenaran

Ajarkan semua itu kepada mereka sebelum mereka memasuki usia dewasa

Jika mereka tidak sempat mendapatkan tarbiyah ketika kecil, niscaya kalian akan sangat menyesal karena kalian akan kehilangan anak kalian di masa dewasa mereka.

Gadis ini bukan hidup dimasa shahabat, maupun dimasa Tabi’in, tetapi gadis ini hidup di zaman yang penuh fitnah ini.

Kisah ini membuktikan bahwa sebenarnya kita mampu untuk mencetak generasi seperti gadis ini. Seorang gadis yang bertaqwa akan berani untuk menampakkan kebenaran serta tidak takut terhadap celaan orang yang mencela.

Saudari Mukminah, anakmu sekarang berada dihadapanmu, siramilah dia dengan air ketaqwaan dan keshalihan. Perbaikilah lingkungannya. Jauhkan ia dari berbagai virus dan obat-obat berbahaya.

Inilah tantangan yang berada dihadapanmu. Silahkan koreksi, apa yang telah kamu lakukan dengan amanah yang Alloh titipkan padamu.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda

“Barang siapa yang mencari keridhoan manusia dengan mengabaikan kemurkaan Alloh, niscaya Alloh akan melimpahkan urusannya kepada manusia. Dan barang siapa yang membuat manusia marah demi mencari keridhoan Alloh, niscaya Alloh akan mencukupkannya dari meminta bantuan manusia” (Al-Hadist). -rsk-

Ku ingin menikah atas perintahMu

KETIKA AKU INGIN MENIKAH

Wahai Rabb semesta alam, Ku ingin menikah atas perintahMu, Sungguh ku sangat khawatir tak mampu menjalankan perintahMu Tak berpijak nafsu atau kepentinganku, tapi tuk harap ridhaMu Wahai Maha Penggerak hati, Izinkanlah hati ini tunduk dalam biduk cinta keshalihan Terpatri ikrar Ilahiyah dan tauhid Jangan kau biarkan hatiku keras membatu karena nafsu Terombang ambing atas cinta, harapan fana nan semu Kini hatiku gelisah tak menentu ya Rabb Air mata seolah tak terbendung karena khawatir akan fitnah Takut akan kehancuran pribadiku karena godaan setan mengusik sepanjang waktu Iman ini mulai rapuh dan ragu pada janjiMu Ku sadari ya Rabb, saat ini pernikahan adalah ujian terbesarku Orientasi dan kecintaan pada diriMu kini kau uji Kau suguhkan harta, tahta, dan paras menarik semata Ya Rabb lindungi dan mampukan diriku, untuk lolos ujianMu Jangan gagalkan aku memperoleh ridhaMu ya Rabb Kusadari begitu banyak pejuang yang gagal dalam ujian ini Terbelenggu oleh duniawi dan kebahagiaan sesaat Terjebak oleh nafsu dan romantika keruh Melepaskan perjuangan hingga hilang hanyut dalam kenistaan cinta yang fana Banyak cinta yang datang menghampiri dan aku resah ya Rabb Ketika itu tak lahir dari syariatMu Bukan dalam kerangka iman dan Islam Bukan untukMu tapi hanya untukku Ya Rabb, hanya padaMu aku berkesah Karena hanya padaMu aku berlindung dan memohon Tunjukilah jalan yang lurus dan benar ya Rabb Jalan yang kau ridhai bukan jalan yang kau celakakan Mampukan aku memenuhi perintahMu untuk menikah Hindarkan dari kehancuran dan kehinaan Kokohkan niat untuk melangkah dalam kesucian Luluskan dalam menghadapi ujianMu… Demi Allah aku menikah… Laa illaha illallah Muhammadarrasulullah…

Kesaksian

KESAKSIAN DUA TETES AIR MATA

 
♫•*¨*•.¸¸ï·²¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ï·²¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Alkisah Ahmad bin Miskin hidup dengan istri dan anaknya yang masih kecil. Kesusahan menderanya terus-menerus. Tak ada pekerjaan yang dilakukannya. Suatu malam, setelah seharian tak secuil makanan masuk kedalam perutnya, hatinya gelisah dan tak dapat tidur. Hatinya perih seperti perutnya yang keroncongan. Seperti prajurit yang kalah perang, ia lesu, lemah-lunglai, dan tak ada harapan. Anaknya menangis seharian, karena tak ada air susu dari istrinya yang lapar. Sungguh kefakiran ini membuatnya sangat menderita. Timbul pemikiran darinya untuk menjual rumah yang ditempatinya.

Esok harinya, usai shalat shubuh berjamaah dan berdoa, ia menemui sahabatnya Abdullah as-sayyad. “Wahai Abdullah! Bisakah kau pinjamkan aku beberapa dirham untuk keperluan hari ini. Aku bermaskud menjual rumahku. Nanti setelah laku akan kuganti,” kata Ahmad.

“Wahai Ahmad. . . ambillah bungkusan ini untuk keluargamu dan pulanglah! Nanti aku akan menyusul kerumahmu membawakan semua kebutuhanmu itu,” jawab Abdullah cepat. Maka Ahmad pun pulang kerumah sambil terus merenung untuk menjual rumahnya. Sungguh sakit kalau harus menjual rumah satu-satunya, sekadar untuk makan. “Setelah itu, saya akan tinggal dimana,” renung Ahmad.

Ahmad segera memantapkan langkahnya. Kini ia membawa bungkusan makanan untuk keluarganya. Tentu istrinya akan gembira dan anaknya akan tertawa lucu setelah memperoleh air susu. “ Terasa nikmat roti yang dibungkus ini tentunya. Sahabat Abdullah memang sangat dermawan, sahabat sejatiku,” desah Ahmad.

Belum sampai setengah perjalanan, tiba-tiba seorang wanita dengan bayi dalam gendongan menatap iba. “Tuan, berilah kami makanan. Sudah beberapa hari ini kami belum makan. Anak ini anak yatim yang kelaparan, tolonglah. Semoga Allah swt. Merahmati tuan,” ratap ibu itu.

Iba rasa hati Ahmad. Ditatapnya bayi yang digendong wanita itu. Tampak wajah yang layu, pucat kelaparan. Wajah yang mengharap belas kasihan. Sungguh melas, tak sanggup Ahmad memandangnya lama-lama. Dibandingkan keluargaku, mungkin ibu dan anak ini lebih membutuhkan. “Biarlah aku akan mencari makanan lain untuk keluargaku,” Ahmad membatin. “Ini ambillah bu. . . aku tak punya yang lain, semoga dapat meringankan bebanmu. Kalau saja aku punya yang lain mungkin aku akan membantumu lebih banyak,” kata Ahmad sambil menyerahkan bungkusan yang sama sekali belum disentuhnya.

Dua tetes air mata jatuh dari mata sang ibu, “Terima kasih. . .terima kasih tuan. Sungguh tuan telah menolong kami dan semoga Allah membalas budi baik tuan dengan balasan yang besar,” si ibu berterima kasih dan menunduk hormat. Maka Ahmad pun meneruskan perjalanan.

Ia beristirahat bersandar di batang pohon sambil merenungi nasibnya. Namun, ia kembali ingat bahwa sahabatnya Abdullah telah berjanji akan datang membawakan keperluannya. Dan Abdullah tak pernah ingkar janji sekalipun. Maka bergegas ia pulang dengan perasaan harap-harap cemas. Di tengah jalan dia berpapasan dengan sahabat baiknya Abdullah.

“Wahai Ahmad kemana saja engkau,” tegur Abdullah tersengal-sengal. “Aku mencarimu kesan-kemari. Aku datang kerumahmu membawakan keperluanmu yang aku janjikan. Namun, ditengah perjalanan aku bertemu dengan saudagar dengan beberapa onta bermuatan penuh. Dia ingin bertemu ayahmu. Dia bilang ayahmu pernah memberi pinjaman 30 tahun yang lalu. Setelah jatuh bangun berdagang, sekarang ia telah menjadi saudagar besar di Bashrah. Kini ia akan mengembalikan uang pinjamannya, keuntungan serta hadiah-hadiah,” jelas Abdullah. “Sekarang segera pulanglah Ahmad! Harta yang banyak menunggumu. Tak perlu kau jual rumah lagi,” kata Abdullah.

Kaget bukan kepalang Ahmad mendengar perkataan sahabatnya Abdullah. Sungguh ia tak percaya dengan perkataannya itu.

“Benarkah Abdulah, benarkah?” tanya Ahmad ragu-ragu. Maka, ia berlari seperti terbang, pulang kerumahnya. Sejak itulah Ahmad menjadi orang kaya raya di kotanya.

Ahmad gemar berbuat kebajikan, apalagi kepada sahabatnya Abdullah. Pada suatu malam ia bermimpi. Sepertinya saat itu amalannya dihisab oleh para malaikat. Maka pertama-tama, dosa dan kesalahannya ditimbang. Wajahnya pucat. Berapa berat dosa yang dimilikinya. “Apakah amal kebaikan yang dilakukan dapat melebihi dosa-dosa itu?” Ahmad membatin.

Perlahan-lahan amal kebaikannya ditimbang. Pahala berderma dengan lima ribu dirham hanya ringan-ringan saja. Kata malaikat karena harus dipotong oleh kesombongan dan riya. Demikian seterusnya. Ternyata seluruh amalannya tetap tak bisa mengimbangi beratnya dosa yang ia lakukan. Ahmad menangis.

Para malaikat bertanya, “Masih adakah amal yang belum ditimbang?” “Masih ada,” kata malaikat yang lain. “Masih ada, yakni dua amalan baik lagi.”

Ternyata salah satunya adalah roti yang diberikannya kepada anak yatim dan ibunya. Makin pucatlah wajah Ahmad. “Mana mungkin amalan itu dapat menyeimbangkan dosa-dosanya yang berat,” keluhnya. Malaikat pun sibuk menimbang roti itu. Namun, ketika ditimbang, ternyata timbangan langsung terangkat. Betapa beratnya bobot amalan itu. Kini timbangan ahmad tetap seimbang. Wajahnya sedikti tenang. Ia gembira, sungguh diluar dugaannya.

“namun amalan apalagi yang tersisa? Karena ini masih seimbang,” katanya dalam hati.

Maka malaikat pun mendatangkan dua tetes air mata syukur dan terharu ibu anak yatim atas pertolongan Ahmad. Ahmad tak menyangka kalau tetesan air mata ibu anak yatim dinilai dengan pahala untuknya. Ia bersyukur. Para malaikat pun menimbang tetes air mata. Namun, tiba-tiba dua tetes air mata itu berubah menjadi air bah bergelombang dan meluas bak lautan. Lalu dari dalamnya muncul ikan besar. Kemudian malaikat menangkap dan menimbang ikan itu yang disetarakan dengan amalan baik Ahmad.

Ketika ikan menyentuh timbangan, meka seperti bobot yang sangat berat, timbangan pun segera condong kearah kebaikan. “Dia selamat, dia selamat,” terdengar teriakan malaikat. Gembiralah hati Ahmad.

“Sekiranya aku mementingkan diri dan keluarga sendiri, maka tak adalah berat roti dan ikan itu,” Ahmad termenung gembira. Anak yatim dan ibunya itu yang telah menyelamatkan dirinya. Pada saat itu Ahmad terbangun dari mimpi.

Saudara-saudariku, sungguh amal yang ikhlas di tengah kesempitan, bernilai tinggi di mata Allah swt.

Semoga kisah tersebut dapat membawa hikmah bagi kita semua, aamiin…



Kisah Inspiratif

Kisah nyata : Berhenti Jadi Wanita Karir

 
Sore itu sembari menunggu kedatangan teman yang akan menjemputku di masjid ini seusai ashar. Kulihat seseorang yang berpakaian rapi, berjilbab dan tertutup sedang duduk disamping masjid. Kelihatannya ia sedang menunggu seseorang juga. Aku mencoba menegurnya dan duduk disampingnya, mengucapkan salam, sembari berkenalan. Dan akhirnya pembicaraan sampai pula pada pertanyaan itu. “Anti sudah menikah?”. “Belum ”, jawabku datar. Kemudian wanita berjubah panjang (Akhwat) itu bertanya lagi “kenapa?” Pertanyaan yang hanya bisa ku jawab dengan senyuman. Ingin kujawab karena masih hendak melanjutkan pendidikan, tapi rasanya itu bukan alasan. “Mbak menunggu siapa?” aku mencoba bertanya. “Menunggu suami” jawabnya pendek. Aku melihat kesamping kirinya, sebuah tas laptop dan sebuah tas besar lagi yang tak bisa kutebak apa isinya. Dalam hati bertanya-tanya, dari mana mbak ini? Sepertinya wanita karir. Akhirnya kuberanikan juga untuk bertanya “Mbak kerja di mana?” Entah keyakinan apa yang membuatku demikian yakin jika mbak ini memang seorang wanita pekerja, padahal setahu ku, akhwat-akhwat seperti ini kebanyakan hanya mengabdi sebagai ibu rumah tangga. “Alhamdulillah 2 jam yang lalu saya resmi tidak bekerja lagi” jawabnya dengan wajah yang aneh menurutku, wajah yang bersinar dengan ketulusan hati. “Kenapa?” tanyaku lagi. Dia hanya tersenyum dan menjawab “karena inilah PINTU AWAL kita wanita karir yang bisa membuat kita lebih hormat pada suami” jawabnya tegas. Aku berfikir sejenak, apa hubungannya? Heran. Lagi-lagi dia hanya tersenyum. Saudariku, boleh saya cerita sedikit? Dan saya berharap ini bisa menjadi pelajaran berharga buat kita para wanita yang Insya Allah hanya ingin didatangi oleh laki-laki yang baik-baik dan sholeh saja. “Saya bekerja di kantor, mungkin tak perlu saya sebutkan nama kantornya. Gaji saya 7 juta/bulan. Suami saya bekerja sebagai penjual roti bakar di pagi hari dan es cendol di siang hari. Kami menikah baru 3 bulan, dan kemarinlah untuk pertama kalinya saya menangis karena merasa durhaka padanya. Kamu tahu kenapa ? Waktu itu jam 7 malam, suami saya menjemput saya dari kantor, hari ini lembur, biasanya sore jam 3 sudah pulang. Setibanya dirumah, mungkin hanya istirahat yang terlintas dibenak kami wanita karir. Ya, Saya akui saya sungguh capek sekali ukhty. Dan kebetulan saat itu suami juga bilang jika dia masuk angin dan kepalanya pusing. Celakanya rasa pusing itu juga menyerang saya. Berbeda dengan saya, suami saya hanya minta diambilkan air putih untuk minum, tapi saya malah berkata, “abi, umi pusing nih, ambil sendiri lah !!”. Pusing membuat saya tertidur hingga lupa sholat isya. Jam 23.30 saya terbangun dan cepat-cepat sholat, Alhamdulillah pusing pun telah hilang. Beranjak dari sajadah, saya melihat suami saya tidur dengan pulasnya. Menuju ke dapur, saya liat semua piring sudah bersih tercuci. Siapa lagi yang bukan mencucinya kalo bukan suami saya (kami memang berkomitmen untuk tidak memiliki khodimah)? Terlihat lagi semua baju kotor telah di cuci. Astagfirullah, kenapa abi mengerjakan semua ini? Bukankah abi juga pusing tadi malam? Saya segera masuk lagi ke kamar, berharap abi sadar dan mau menjelaskannya, tapi rasanya abi terlalu lelah, hingga tak sadar juga. Rasa iba mulai memenuhi jiwa saya, saya pegang wajah suami saya itu, ya Allah panas sekali pipinya, keningnya, Masya Allah, abi demam, tinggi sekali panasnya. Saya teringat perkataan terakhir saya pada suami tadi. Hanya disuruh mengambilkan air putih saja saya membantahnya. Air mata ini menetes, air mata karena telah melupakan hak-hak suami saya.” Subhanallah, aku melihat mbak ini cerita dengan semangatnya, membuat hati ini merinding. Dan kulihat juga ada tetesan air mata yang di usapnya. “Kamu tahu berapa gaji suami saya? Sangat berbeda jauh dengan gaji saya. Sekitar 600-700 rb/bulan. Sepersepuluh dari gaji saya sebulan. Malam itu saya benar-benar merasa sangat durhaka pada suami saya. Dengan gaji yang saya miliki, saya merasa tak perlu meminta nafkah pada suami, meskipun suami selalu memberikan hasil jualannya itu pada saya dengan ikhlas dari lubuk hatinya. Setiap kali memberikan hasil jualannya, ia selalu berkata “Umi, ini ada titipan rezeki dari Allah. Di ambil ya. Buat keperluan kita. Dan tidak banyak jumlahnya, mudah-mudahan Umi ridho”, begitulah katanya. Saat itu saya baru merasakan dalamnya kata-kata itu. Betapa harta ini membuat saya sombong dan durhaka pada nafkah yang diberikan suami saya, dan saya yakin hampir tidak ada wanita karir yang selamat dari fitnah ini” “Alhamdulillah saya sekarang memutuskan untuk berhenti bekerja, mudah-mudahan dengan jalan ini, saya lebih bisa menghargai nafkah yang diberikan suami. Wanita itu sering begitu susah jika tanpa harta, dan karena harta juga wanita sering lupa kodratnya" Lanjutnya lagi, tak memberikan kesempatan bagiku untuk berbicara. “Beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke rumah orang tua, dan menceritakan niat saya ini. Saya sedih, karena orang tua, dan saudara-saudara saya justru tidak ada yang mendukung niat saya untuk berhenti berkerja. Sesuai dugaan saya, mereka malah membanding-bandingkan pekerjaan suami saya dengan yang lain.” Aku masih terdiam, bisu mendengar keluh kesahnya. Subhanallah, apa aku bisa seperti dia? Menerima sosok pangeran apa adanya, bahkan rela meninggalkan pekerjaan. “Kak, bukankah kita harus memikirkan masa depan ? Kita kerja juga kan untuk anak-anak kita kak. Biaya hidup sekarang ini mahal. Begitu banyak orang yang butuh pekerjaan. Nah kakak malah pengen berhenti kerja. Suami kakak pun penghasilannya kurang. Mending kalo suami kakak pengusaha kaya, bolehlah kita santai-santai aja di rumah. Salah kakak juga sih, kalo mau jadi ibu rumah tangga, seharusnya nikah sama yang kaya. Sama dokter muda itu yang berniat melamar kakak duluan sebelum sama yang ini. Tapi kakak lebih milih nikah sama orang yang belum jelas pekerjaannya. Dari 4 orang anak bapak, Cuma suami kakak yang tidak punya penghasilan tetap dan yang paling buat kami kesal, sepertinya suami kakak itu lebih suka hidup seperti ini, ditawarin kerja di bank oleh saudara sendiri yang ingin membantupun tak mau, sampai heran aku, apa maunya suami kakak itu”. Ceritanya kembali mengalir, menceritakan ucapan adik perempuannya saat dimintai pendapat. “anti tau, saya hanya bisa menangis saat itu. Saya menangis bukan karena apa yang dikatakan adik saya itu benar, Demi Allah bukan karena itu. Tapi saya menangis karena imam saya sudah DIPANDANG RENDAH olehnya. Bagaimana mungkin dia meremehkan setiap tetes keringat suami saya, padahal dengan tetesan keringat itu, Allah memandangnya mulia ? Bagaimana mungkin dia menghina orang yang senantiasa membangunkan saya untuk sujud dimalam hari ? Bagaimana mungkin dia menghina orang yang dengan kata-kata lembutnya selalu menenangkan hati saya ? Bagaimana mungkin dia menghina orang yang berani datang pada orang tua saya untuk melamar saya, padahal saat itu orang tersebut belum mempunyai pekerjaan ? Bagaimana mungkin seseorang yang begitu saya muliakan, ternyata begitu rendah di hadapannya hanya karena sebuah pekerjaaan ? Saya memutuskan berhenti bekerja, karena tak ingin melihat orang membanding-bandingkan gaji saya dengan gaji suami saya. Saya memutuskan berhenti bekerja juga untuk menghargai nafkah yang diberikan suami saya. Saya juga memutuskan berhenti bekerja untuk memenuhi hak-hak suami saya. Saya berharap dengan begitu saya tak lagi membantah perintah suami saya. Mudah-mudahan saya juga ridho atas besarnya nafkah itu. Saya bangga dengan pekerjaan suami saya ukhty, sangat bangga, bahkan begitu menghormati pekerjaannya, karena tak semua orang punya keberanian dengan pekerjaan seperti itu. Disaat kebanyakan orang lebih memilih jadi pengangguran dari pada melakukan pekerjaan yang seperti itu. Tetapi suami saya, tak ada rasa malu baginya untuk menafkahi istri dengan nafkah yang halal. Itulah yang membuat saya begitu bangga pada suami saya. Suatu saat jika anti mendapatkan suami seperti suami saya, anti tak perlu malu untuk menceritakannya pekerjaan suami anti pada orang lain. Bukan masalah pekerjaannya ukhty, tapi masalah halalnya, berkahnya, dan kita memohon pada Allah, semoga Allah menjauhkan suami kita dari rizki yang haram”. Ucapnya terakhir, sambil tersenyum manis padaku. Mengambil tas laptopnya, bergegas ingin meninggalkanku. Kulihat dari kejauhan seorang laki-laki dengan menggunakan sepeda motor butut mendekat ke arah kami, wajahnya ditutupi kaca helm, meskipun tak ada niatku menatap mukanya. Sambil mengucapkan salam, wanita itu meninggalkanku. Wajah itu tenang sekali, wajah seorang istri yang begitu ridho. Ya Allah…. Sekarang giliran aku yang menangis. Hari ini aku dapat pelajaran paling berkesan dalam hidupku. Pelajaran yang membuatku menghapus sosok pangeran kaya yang ada dalam benakku..Subhanallah..Walhamdulillah..Wa Laa ilaaha illallah...Allahu Akbar Semoga pekerjaan, harta dan kekayaan tak pernah menghalangimu untuk tidak menerima pinangan dari laki-laki yang baik agamanya..

Maut


Kematian (Ternyata) Tak Datang Tiba-Tiba

Dakwatuna.com – Ketika satu per satu sahabatku pergi meninggalkanku… Menuju alam yang belum pernah kuketahui wujudnya. Aku masih juga belum ter sadarkan. Kematian itu datang tak mengetuk pintu. Mencerabut manusia dari orang-orang terkasihnya tak peduli ia miskin atau kaya,tua atau muda,sengsara atau bahagia,siap atau tak siap menyambutnya. Masih saja aku bergeming. Menganggap kematian itu masih jauh dariku. Kematian adalah milik orang lain. Aku? Entah lah..Yang jelas aku yakin ia masih jauh dariku. Lihat saja tubuhku yang bugar,lenganku yang kokoh,pandangan mataku yang tajam,langkah kakiku yang tegap, tak ada satu pun yang menunjukkan bahwa aku pantas dijemput maut. Aku senantiasa menjaga kebugaran tubuhku. Olahraga dan suplemen vitamin menjadi makananku sehari-hari. Pun check up rutin kulakukan setahun sekali. Sungguh,saat ini aku tak yakin kematian akan menghampiriku. Hingga sore tadi tubuhku tiba-tiba menggigil. Bukan,bukan karena sakit,karena seperti kubilang tadi,aku rajin berolahraga,minum vitamin,dan berobat rutin ke dokter. Aku tergetar oleh sebuah pesan singkat yang singgah di selulerku. Seorang sahabat (lagi-lagi) meninggalkanku tanpa pamit. Seorang sahabat yang pagi tadi masih kunikmati tawanya yang berderai-derai,tegap badannya yang gagah,langkah kakinya yang tegap,pandangan matanya yang tajam… Oh kematian…pelajaran apa yang hendak kau bagi kali ini? Bahwa kematian itu datang tiba-tiba? Bahwa kita tak pernah tahu kapan ia menjemput kita? Bahwa kematian tak mungkin menghampiri kita di usia yang masih belia? Benarkah? Bukankah Dia telah mengingatkan kita dalam kitab-Nya yang sempurna bahwa tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati? Bukankah Dia juga mengingatkan melalui lisan utusan-Nya yang mulia bahwa orang yang paling cerdas diantara kita adalah yang paling banyak menyiapkan bekal untuk kehidupan akhiratnya? Bukankah Dia telah ‘memvonis’ saat kepulangan kita seiring Ia hembuskan ruh di jasad kita? Sungguh,berulang kali Dia mengingatkan kita akan satu kepastian ini. Masihkah kita menganggap bahwa kematian itu datang tiba-tiba? Sumber: http://www.dakwatuna.com/2011/04/11654/kematian-ternyata-tak-datang-tiba-tiba/#ixzz1xSSS57Bo

Hikmah di Balik Masalah

Selalu Ada Hikmah di Balik Masalah

Jum'at, 16 November 2012 13:09
(c)shutterstock.com

Vemale.com - Siapapun baik pria maupun wanita tentu bisa dan berhak untuk menjadi lebih tangguh dalam hidup ini. Cobalah menari di antara hujan, bukan hanya tersenyum lebar saat mentari datang. Saat hari-hari Anda menjadi makin keras dan sulit, yakinlah saat-saat itu didesain sesuai dengan kemampuan Anda.
Masa sulit tidak akan bertahan lama, berbeda dengan orang yang tangguh. - Robert H Schuller
Jangan takut bila Anda mengalami masa sulit. Misalnya ketika Anda yang tadinya anak rumahan harus merantau ke luar kota. Atau Anda baru saja kena PHK (Pemutusan Hubungan kerja) sehingga Anda bingung bagaimana membayar SPP anak Anda. Kebiasaan kita di tengah kehidupan yang makin berkembang ini adalah tidak kreatif dalam mencari solusi. Padahal jika kita mau lebih berusaha dan berdoa, masa-masa sulit itu bisa kita lalui. Bahkan kita semakin tangguh.
Masalah adalah kesempatan kita melakukan sesuatu yang lebih baik. - Duke Ellington
Yah, masalah lagi. Ups! Anda baru saja meremehkan diri Anda sendiri dengan mengatakan demikian. Bersyukurlah hidup ini masih diberi masalah. Hidup tanpa masalah hanya akan membuat Anda tidak berkembang. Namun bukan berarti Anda harus mencari-cari masalah. Saat masalah datang, hadapi masalah tersebut. Satu masalah, dua, tiga... Tanpa sadar Anda sudah menyelesaikan banyak masalah dalam hidup Anda. Kalau sudah begini, baru deh kita bilang, "Wah, ternyata aku bisa." Maka dari itu, jangan keburu pesimis saat ada masalah.
Ujian untuk melihat kepribadian sebenarnya dari seseorang adalah ketika mereka bertahan di antara kesulitan yang mendera. - Unknown
Nah, ternyata masalah juga bisa membuat Anda mengetahui siapa diri Anda, bukan? Seberapa jauh Anda mampu bertahan dalam masa sulit? Seberapa yakin Anda dengan diri Anda sendiri? Dan seberapa gigih Anda memperjuangkan niat Anda? Masalah tidak hanya untuk dikeluhkan, karena Anda akan bersyukur pernah mengalami masalah dalam hidup Anda.
Masalah datang seringkali dianggap mempersulit hidup kita. Ya kalau nggak sulit, kita nggak akan menggunakan akal kita dengan baik, kan? Tapi masalah itu itu menyakitkan. Masalah merupakan amplas kehidupan. Mengikis bagian-bagian tak diperlukan dan memperhalus budi pekerti kita agar menjadi manusia yang lebih baik. Sakit memang, tapi kemudian akan membuat segalanya lebih baik.

Inspiratif

Kisah Inspiratif


Ada seseorang saat melamar kerja, memungut sampah kertas di lantai ke dalam tong sampah, dan hal itu terlihat oleh peng-interview, dan dia mendapatkan pekerjaan tersebut.
Ternyata untuk memperoleh penghargaan sangat mudah, cukup memelihara kebiasaan yang baik.
Ada seorang anak menjadi murid di toko sepeda. Suatu saat ada seseorang yang mengantarkan sepeda rusak untuk diperbaiki di toko tersebut. Selain memperbaiki sepeda tersebut, si anak ini juga membersihkan sepeda hingga bersih mengkilap. Murid-murid lain menertawakan perbuatannya. Keesokan hari setelah sang empunya sepeda mengambil sepedanya, si adik kecil ditarik/diambil kerja di tempatnya.
Ternyata untuk menjadi orang yang berhasil sangat mudah, cukup punya inisiatif sedikit saja
Seorang anak berkata kepada ibunya: “Ibu hari ini sangat cantik.
Ibu menjawab: “Mengapa?
Anak menjawab: “Karena hari ini ibu sama sekali tidak marah-marah.
Ternyata untuk memiliki kecantikan sangatlah mudah, hanya perlu tidak marah-marah.
Seorang petani menyuruh anaknya setiap hari bekerja giat di sawah.
Temannya berkata: “Tidak perlu menyuruh anakmu bekerja keras, Tanamanmu tetap akan tumbuh dengan subur.
Petani menjawab: “Aku bukan sedang memupuk tanamanku, tapi aku sedang membina anakku.
Ternyata membina seorang anak sangat mudah, cukup membiarkan dia rajin bekerja.
Seorang pelatih bola berkata kepada muridnya: “Jika sebuah bola jatuh ke dalam rerumputan, bagaimana cara mencarinya?
Ada yang menjawab: “Cari mulai dari bagian tengah.” Ada pula yang menjawab: “Cari di rerumputan yang cekung ke dalam.” Dan ada yang menjawab: “Cari di rumput yang paling tinggi. Pelatih memberikan jawaban yang paling tepat: “Setapak demi setapak cari dari ujung rumput sebelah sini hingga ke rumput sebelah sana .
Ternyata jalan menuju keberhasilan sangat gampang, cukup melakukan segala sesuatunya setahap demi setahap secara berurutan, jangan meloncat-loncat.
Katak yang tinggal di sawah berkata kepada katak yang tinggal di pinggir jalan: “Tempatmu terlalu berbahaya, tinggallah denganku.”
Katak di pinggir jalan menjawab: “Aku sudah terbiasa, malas untuk pindah.”
Beberapa hari kemudian katak “sawah” menjenguk katak “pinggir jalan” dan menemukan bahwa si katak sudah mati dilindas mobil yang lewat.
Ternyata sangat mudah menggenggam nasib kita sendiri, cukup hindari kemalasan saja.
Ada segerombolan orang yang berjalan di padang pasir, semua berjalan dengan berat, sangat menderita, hanya satu orang yang berjalan dengan gembira. Ada yang bertanya: “Mengapa engkau begitu santai?”
Dia menjawab sambil tertawa: “Karena barang bawaan saya sedikit.”
Ternyata sangat mudah untuk memperoleh kegembiraan, cukup tidak serakah dan memiliki secukupnya saja