Kamis, 29 November 2012

Suami Teladan

Mencontoh Rasulullah SAW menjadi suami teladan

Dari Abu Hurairah r.a., berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan yang paling baik di antara kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya (Imam At-Tirmidzi)
Kata-kata diatas merupakan sabda Rasulullah SAW yang menunjukkan bagaimana akhlak seorang mukmin kepada istrinya merupakan salah satu parameter cerminan kualitas akhlak seorang mukmin. Sabda beliau diiringi dengan implementasi nyata di lapangan oleh Rasulullah SAW. Siroh telah mencatat bagaimana Rasulullah SAW begitu mulia dan hormat dalam memperlakukan istri-istri beliau.

Sikap lembut Rasulullah SAW dan Umar Bin Khattab
Tidak pernah sekalipun ada kekerasan ataupun pemaksaan kehendak dari Rasulullah SAW dalam kehidupan berumah tangga. Walaupun seorang Rasul dan Pemimpin Besar Umat Islam, beliau tidak sungkan untuk membantu pekerjaan rumah tangga yang biasanya dikerjakan seorang istri. Beliau adalah orang yang sangat lembut tidak pernah sekalipun marah akibat hal-hal yang sepele. Saat beliau bertanya kepada istrinya apakah ada makanan yang dapat dimakan, dan ternyata mendapatkan jawaban “tidak ada” beliau memilih untuk shaum sunnah. Saat muncul konflik diantara istri-istrinya beliau menyelesaikan dengan cara yang bijaksana dan penuh kasih sayang.
Sahabat Rasulullah SAW ; Umar Bin Khattab r.a (Khalifah kedua setelah Abu Bakar r.a) bersikap lemah lembut serta penuh kesabaran kepada istrinya. Sehingga dalam suatu riwayat: saat seorang umat yang akan mengadukan istrinya yang cerewet kepada Khalifah Umar Bin Khattab dan menjumpai Khalifah pun menghadapi masalah yang sama dengan istrinya. Tapi Khalifah Umar Bin Khattab berlaku sabar penuh kelembutan. Umat pun menjadi malu. Padahal siapa yang tidak kenal Umar Bin Khattab yang penuh ketegasan, disegani kawan dan lawan dan bergelar “Al-Faruq”. Kepada sahabat yang mengadu Umar Bin Khattab berpesan : muliakanlah istrimu karena istrimulah yang menjaga dirimu dari syahwat yang tidak halal, istrimulah yang mendidik anak-anak yang dititipkan Allah SWT, istrimulah yang bersusah payah mengelola rumah tangga saat ditinggal oleh suami yang mencari nafkah atau berjihad. Sudah sepantasnya kita, sebagai suami memuliakan dan mendidik dengan cara yang hikmah dan penuh kasih sayang.
Islam sebagai Dien (sistem) yang membawa kebaikan bagi sekalian alam sangat menjunjung tinggi peran istri sebagai tiang negara. Sehingga pantas dimuliakan oleh suaminya.
Lembut, sabar dan memimpin dengan penuh hikmah
Bagi kita sebagai seorang mukmin apalagi yang telah diamanahi mengelola sebuah keluarga, contoh Rasulullah SAW tersebut merupakan sebuah contoh pola pengelolaan keluarga yang sempurna. Terutama sebagai seorang suami, memuliakan istri dan mendidik istri dengan cara yang hikmah adalah suatu bentuk kewajiban dan implementasi akhlakul karimah. Dalam Islam lemah lembut dalam berinteraksi dengan istri tentunya tanpa menghilangkan essensi dari pendidikan dan pembinaan. Seorang suami merupakan pemimpin sebuah keluarga salah satu kewajiban utamanya adalah memimpin dan menjaga keimanan elemen-elemen keluarga termasuk istri. Sehingga lemah lembut dan memuliakan disini tetap dalam koridor pembinaan dan pendidikan keluarga, untuk bersama mencapai ketakwaan yang paripurna kepada Allah SWT.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan- Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS.At-Tahrim: 6)
Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan Bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. kami tidak meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.”(QS.Thaha: 132)
Lantas bagaimanakah kita ? Apakah kita sudah mencontoh untuk selalu berbuat baik kepada istri, memuliakan dan mendidik dengan penuh hikmah dan kelembutan. Mencintainya tak lekang oleh usia …”till death do us a part”.
Mari kita melakukan yang terbaik dalam mengemban amanah keluarga.
Wallahua’alam Bishawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar