Mencontoh Rasulullah SAW menjadi suami teladan
Dari
Abu Hurairah r.a., berkata: Rasulullah saw. bersabda: “Mukmin yang
paling sempurna keimanannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan yang
paling baik di antara kalian adalah yang paling baik terhadap
istri-istrinya (Imam At-Tirmidzi)
Kata-kata diatas merupakan sabda Rasulullah SAW yang
menunjukkan bagaimana akhlak seorang mukmin kepada istrinya merupakan
salah satu parameter cerminan kualitas akhlak seorang mukmin. Sabda
beliau diiringi dengan implementasi nyata di lapangan oleh Rasulullah
SAW. Siroh telah mencatat bagaimana Rasulullah SAW begitu mulia dan
hormat dalam memperlakukan istri-istri beliau.
Sikap lembut Rasulullah SAW dan Umar Bin Khattab
Tidak
pernah sekalipun ada kekerasan ataupun pemaksaan kehendak dari
Rasulullah SAW dalam kehidupan berumah tangga. Walaupun seorang Rasul
dan Pemimpin Besar Umat Islam, beliau tidak sungkan untuk membantu
pekerjaan rumah tangga yang biasanya dikerjakan seorang istri. Beliau
adalah orang yang sangat lembut tidak pernah sekalipun marah akibat
hal-hal yang sepele. Saat beliau bertanya kepada istrinya apakah ada
makanan yang dapat dimakan, dan ternyata mendapatkan jawaban “tidak ada”
beliau memilih untuk shaum sunnah. Saat muncul konflik diantara
istri-istrinya beliau menyelesaikan dengan cara yang bijaksana dan penuh
kasih sayang.
Sahabat Rasulullah SAW ; Umar Bin Khattab r.a
(Khalifah kedua setelah Abu Bakar r.a) bersikap lemah lembut serta
penuh kesabaran kepada istrinya. Sehingga dalam suatu riwayat: saat
seorang umat yang akan mengadukan istrinya yang cerewet kepada Khalifah
Umar Bin Khattab dan menjumpai Khalifah pun menghadapi masalah yang sama
dengan istrinya. Tapi Khalifah Umar Bin Khattab berlaku sabar penuh
kelembutan. Umat pun menjadi malu. Padahal siapa yang tidak kenal Umar
Bin Khattab yang penuh ketegasan, disegani kawan dan lawan dan bergelar
“Al-Faruq”. Kepada sahabat yang mengadu Umar Bin Khattab berpesan :
muliakanlah istrimu karena istrimulah yang menjaga dirimu dari syahwat
yang tidak halal, istrimulah yang mendidik anak-anak yang dititipkan
Allah SWT, istrimulah yang bersusah payah mengelola rumah tangga saat
ditinggal oleh suami yang mencari nafkah atau berjihad. Sudah
sepantasnya kita, sebagai suami memuliakan dan mendidik dengan cara yang
hikmah dan penuh kasih sayang.
Islam sebagai Dien (sistem) yang membawa
kebaikan bagi sekalian alam sangat menjunjung tinggi peran istri sebagai
tiang negara. Sehingga pantas dimuliakan oleh suaminya.
Lembut, sabar dan memimpin dengan penuh hikmah
Bagi kita sebagai seorang mukmin apalagi yang
telah diamanahi mengelola sebuah keluarga, contoh Rasulullah SAW
tersebut merupakan sebuah contoh pola pengelolaan keluarga yang
sempurna. Terutama sebagai seorang suami, memuliakan istri dan mendidik
istri dengan cara yang hikmah adalah suatu bentuk kewajiban dan
implementasi akhlakul karimah. Dalam Islam lemah lembut dalam
berinteraksi dengan istri tentunya tanpa menghilangkan essensi dari
pendidikan dan pembinaan. Seorang suami merupakan pemimpin sebuah
keluarga salah satu kewajiban utamanya adalah memimpin dan menjaga
keimanan elemen-elemen keluarga termasuk istri. Sehingga lemah lembut
dan memuliakan disini tetap dalam koridor pembinaan dan pendidikan
keluarga, untuk bersama mencapai ketakwaan yang paripurna kepada Allah
SWT.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan- Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS.At-Tahrim: 6)
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan- Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS.At-Tahrim: 6)
Dan perintahkanlah kepada keluargamu
mendirikan shalat dan Bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. kami tidak
meminta rezki kepadamu, kamilah yang memberi rezki kepadamu. dan akibat
(yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.”(QS.Thaha: 132)
Lantas
bagaimanakah kita ? Apakah kita sudah mencontoh untuk selalu berbuat
baik kepada istri, memuliakan dan mendidik dengan penuh hikmah dan
kelembutan. Mencintainya tak lekang oleh usia …”till death do us a part”.
Mari kita melakukan yang terbaik dalam mengemban amanah keluarga.
Wallahua’alam Bishawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar